Emma Raducanu Berjuang dengan Tangan Lecet, Akhirnya Tersingkir, Sempat Dilarang Main karena Cedera
Petenis putri Inggris, Emma Raducanu tetap berusaha mengambil sisi positif setelah tersingkir dari Australia Open menyusul kekalahan 4-6, 6-4, 3-6.
Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
TRIBUNNEWS.COM, MELBOURNE- Petenis putri Inggris, Emma Raducanu tetap berusaha mengambil sisi positif setelah tersingkir dari Australia Open menyusul kekalahan 4-6, 6-4, 3-6 dari Danka Kovinic pada putaran kedua, kemarin.
Terungkap, pergerakan Raducanu terhambat karena lecet di tangan kanan yang jadi penyebab kekalahannya.
Petenis berusia 19 tahun ini membuat sensasi pada September lalu dengan memenangi US Open lalu, padahal dia tampil sebagai pemain kualifikasi.
Namun, kejutan itu tak berlanjut. Dia kandas dini pada Grand Slam pertama usai juara US Open.
Raducanu membutuhkan plester tangan setelah gim kelima set pertama dan tidak mampu melakukan pukulan forehand-nya dengan kekuatan apa pun setelahnya.
Kovinic yang awalnya tertinggal jauh akhirnya berhasil mengalahkan unggulan ke-17 itu untuk maju ke babak ketiga di mana dia akan menghadapi mantan petenis nomor satu dunia Simona Halep.
Raducanu menngungkapkan, timnya telah menasihatinya untuk tidak bermain karena cedera tersebut, tetapi dia tetap ingin mencobanya.
Raducanu baru-baru ini terkena COVID-19, yang membuatnya rehat cukup lama dari latihan.
Dia pun hanya memainkan satu pertandingan menjelang debutnya di Australian Open.
Di ronde pertama, Raducanu meraih kemenangan mengesankan atas mantan juara US Open, Sloane Stephens. Namun, langkahnya terhenti di peringkat ke-98, Kovinic.
"Saya telah berjuang dengan lecet sejak saya mulai benar-benar bermain di Australia. Karena 21 hari tanpa latihan tenis, tangan saya menjadi sangat lembut," kata Raducanu, dikutip dari Reuters, kemarin.
Dan ketika dimulai lagi latihan, serta bermain dengan tekanan tinggi, kulita di tangannya pun jadi melepuh, dan lecet. Lama kelamaan itu menjadi masalah besar, terlebih jika dia bermain untuk durasi yang lama.
"Saya telah mencoba untuk memplesternya untuk setiap latihan, dan itu akan mengeras dan mengering, tetapi kemudian saya akan bermain lagi, sepertinya lapisan lainnya akan terus sobek," tuturnya.
Raducanu telah coba menyiasati cara bermain agar tangannya tak terlalu perih.
"Mungkin ada lebih banyak pukulan (forehand) dalam pertandingan itu daripada yang saya lakukan dalam dua atau tiga tahun belakangan. Itu pasti satu hal yang saya pelajari, pukulan forehand yang bagus itu tidak terlalu buruk dan saya memiliki semacam keterampilan tangan," kata Raducanu.
Pada akhirnya, setelah berjuang dengan maksimal, termasuk melawan rasa sakit, Raducanu pun akhirnya kalah. Tapi ia melangkah dengan penuh senyuman, dan kepala yang tengadah.
"Saya bangga dengan bagaimana saya terus berjuang bahkan dalam situasi seperti itu. Saya terus bertahan di sana," ujarnya.
Raducanu mengakui, jikapun dirinya lolos, maka dia kemungkinan akan bertemu dengan Simona Halep, dan tak mungkin hanya mengandalkan pukulan forehand.
Namun, dia mengatakan bahwa forehand bisa saja menjadi taktik yang dia gunakan di masa depan.
"Itu mungkin elemen kejutan bagi lawan saya hari ini yang tidak mengharapkan saya melakukan itu. Itu cukup efektif, jadi jika saya bisa memadukannya dengan gaya permainan agresif saya, saya pikir itu akan menjadi kombinasi yang sangat bagus dan berbahaya ke depannya," ujar petenis remaja ini menambahkan.
Raducanu yang merupakan unggulan ke-17 menjadi petenis unggulan keempat yang gugur di fase awal Australia Open di nomor tunggal putri.
Sebelumnya, unggulan tiga, Garbine Muguruza, dan unggulan enam Anett Kontaveit, serta unggulan 12, Elena Rybakina yang kandas terlebih dulu. (Tribunnews)