Klitschko Bersaudara Masuk Daftar 24 Target Pembunuhan oleh Rusia, Putin Kirim 400 Tentara Bayaran
Mantan juara dunia tinju kelas berat Wladimir Klitschko dan Vitali Klitschko masuk dalam daftar 24 orang buruan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Penulis: Muhammad Barir
TRIBUNNEWS.COM, KIEV- Mantan juara dunia tinju kelas berat Wladimir Klitschko dan Vitali Klitschko masuk dalam daftar 24 orang buruan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Dua juara dunia yang dikenal dengan sebutan Klitschko bersaudara itu ada dalam daftar pembunuhan yang ditargetkan Putin.
Untuk operasi mengincar 24 orang ini, Putin mengerahkan 400 tentara bayaran yang diterbangkan ke Ukraina.
Targetnya adalah untuk memburu 24 orang termasuk Klitschko bersaudara.
Klitschko bersaudara dilaporkan telah dimasukkan ke dalam daftar target pembunuhan oleh Rusia.
Mereka mengincar orang-orang ternama atau para pejabat senior dari Ukraina yang diinginkan Kremlin untuk mati di tengah invasi Vladimir Putin.
Ratusan tentara bayaran yang sangat terlatih, termasuk milisi swasta yang mematikan dari Grup Wagner, telah dikirim ke Kyiv.
Satu misi di antaranya adalah untuk membunuh Presiden Ukraina Zelenskyy dan memenggal pemerintahannya.
Mantan juara dunia tinju kelas berat Wladimir dan Vitali Klitschko turut mengangkat senjata untuk membela negara mereka dari serangan gencar Rusia.
Vitali, yang menjadi walikota ibukota Ukraina Kyiv, mengatakan kepada Good Morning Britain bahwa dia akan berperang setelah Rusia menyatakan perang terhadap tetangganya, dan mengatakan rakyatnya siap untuk mempertahankan kota.
Pekan lalu, Wladimir mengeluarkan permohonan video putus asa ke negara lain untuk membantu menghentikan invasi.
The Times melaporkan bahwa lebih dari 400 tentara bayaran Rusia beroperasi di Kyiv.
Dengan perintah dari Kremlin untuk membunuh Presiden Volodymyr Zelenskyy dan mempersiapkan lahan untuk pemerintahan boneka pro-Rusia yang baru.
Sebuah milisi swasta yang dijalankan oleh salah satu sekutu terdekat Putin, Grup Wagner, menerbangkan sejumlah tentara bayaran dari Afrika lebih dari sebulan yang lalu, dalam misi untuk mengalahkan pemerintah Ukraina dengan imbalan bayaran.