Terlalu Ambis Kejar Rekor Juara Valentino Rossi, Marc Marquez Butuh Pendampingan Psikolog
Loris Reggiani menilai Marc Marquez butuh pendampingan psikolog karena terlalu ambis mengejar rekor juara Valentino Rossi di MotoGP 2023.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Pembalap Repsol Honda Marc Marquez disarankan membutuhkan pandampingan psikolog karena dinilai terlalu ambisius mengejar rekor juara milik Valentino Rossi di MotoGP 2023.
Jalan Marquez menghadapi persaingan MotoGP 2023 tidak mulus di mana dia harus absen akibat cedera patah tulang telapak tangan kanan.
Marc Marquez mendapatkan cedera tersebut ketika menggeber RC213V pada seri perdana MotoGP 2023 di Portugal.
Baca juga: MotoGP 2023 - Bezzecchi Diminta Lepas Embel-embel Murid Valentino Rossi saat Duel Lawan Bagnaia
Tak hanya cedera, situasi Marquez kian pelik setelah dia mendapatkan sanksi berupa double longlap penalty saat dia kembali.
Aksi yang dilakukan Marc Marquez di MotoGP Portugal 2023 menjadi sorotan sejumlah pihak.
Termasuk mantan pembalap Grand Prix (GP), Loris Reggiani, yang menganggap pembalap bernomor 93 itu terlalu memaksakan diri.
Terlebih dengan motor yang kurang maksimal, Loris Reggiani menyayangkan aksi kakak Alex Marquez itu.
Mantan pembalap kelas 500cc tersebut menyesalkan insiden yang disebabkan oleh aksi Marquez yang terkesan lepas kendali.
Sebagai seorang peraih delapan gelar juara dunia, dia seharusnya bisa mengendalikan diri alih-alih tampil ugal-ugalan untuk menyalip lawan.
"Itu murni kesalahannya (Marc Marquez), di lap sebelumnya dia bahkan melakukan aksi menegangkan dengan melakukan senggolan dua hingga tiga kali ke pembalap lain," buka Loris Reggiani dikutip dari laman Motosan.
"Marquez lepas kendali, tentu dia lepas kendali, menurut saya seorang dengan delapan gelar juara dunia tak bisa melakukan itu," imbuhnya.
Lebih lanjut, pria asal Italia itu menduga ada sesuatu yang tengah disembunyikan Marquez terutama hal-hal yang mengenai kondisi fisiknya.
"Itulah mengapa saya pikir ada sesuatu yang dia sembunyikan dari kita, seperti diplopia?" kata Reggiani, dilansir dari Motosan.
"Mungkin Anda ingin menyembunyikan masalah fisik yang lebih besar daripada terus membalap karena hal itu terasa hanya sesekali saja," imbuhnya.