Batal di Indonesia Arena, Indonesia Open Jadi Turnamen Super 1000 dengan Kapasitas Penonton Terkecil
Hal tersebut menyusul gagalnya Indonesia Open 2024 berlangsung di Indonesia Arena, Senayan, Jakarta.
Penulis: Alfarizy Ajie Fadhillah
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Batal di Indonesia Arena, Indonesia Open Jadi Turnamen Super 1000 dengan Kapasitas Penonton Terkecil
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia Open menjadi turnamen Super 1000 dengan kapasitas penonton paling sedikit dibandingkan turnamen lainnya.
Hal tersebut menyusul gagalnya Indonesia Open 2024 berlangsung di Indonesia Arena, Senayan, Jakarta.
Seperti diketahui, Indonesia Open sebelumnya direncanakan digelar di venue berkapasitas 16 ribuan penonton tersebut.
Sayangnya, karena ada infrastruktur yang belum memadai, Indonesia Open kembali dilangsungkan di Istora Senayan, Jakarta.
Ketua Panitia Penyelenggara Indonesia Open 2024, Armand Darmadji, mengatakan bahwa tiga turnamen Super 1000 lainnya sudah menggunakan venue yang bisa menampung lebih dari 14 ribu penonton.
"Sangat disayangkan Indonesia ini satu-satunya negara yang Super 1000 dan belum punya stadion kapasitas lebih 10 ribu. Di negara lain semua yang super 1000 sudah di atas 14 ribu penonton," kata Armand.
Tiga turnamen lainnya adalah Malaysia Open di Axiata Arena (16 ribu penonton), Cina Open di Changzhou Olympic Sport Centre (38 ribu) dan All England di Utilita Arena Birmingham (15.800).
Armand Darmadji mengatakan bahwa pihaknya telah sempat melakukan uji coba bersama atlet dan juga mengundang para ahli, serta BWF untuk mengetes Indonesia Arena.
"Setelah melakukan uji survey di sana, kami tiga kali bolak-balik dengan tim, baik dengan BwF, kami juga sempat bawa pemain ke sana (Indonesia Arena) latihan di sana, kami juga bawa tim ahli," ujar Armand.
Alasan Indonesia Open 2024 Batal Berlangsung di Indonesia Arena
Armand Darmadji menyebut bahwa venue berkapasitas 16 ribuan penonton itu belum memadai untuk menggelar turnamen bulutangkis.
Aspek dari Indonesia Arena yang belum memungkinkan untuk menggelar ajang tepok bulu adalah infrastruktur berupa ridging yang belum memadai untuk dipasangkan lampu penerangan dan ambience.