Biografi Vincent Kompany: Dari Pelecehan Rasial Hingga Frustasi Masuk Tim Utama
Ketika mengawali karier sebagai pesepakbola, Kompany pernah merasakan pahitnya pelecehan berbau rasis. Kompany juga pernah frustrasi
Penulis: Deodatus Pradipto
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Deodatus S Pradipto
TRIBUNNEWS.COM – Kapten timnas Belgia dan klub Manchester City, Vincent Kompany, tidak menemui jalan yang mudah untuk meniti kariernya.
Ketika mengawali karier sebagai pesepakbola, Kompany pernah merasakan pahitnya pelecehan berbau rasis. Kompany juga pernah frustrasi karena kesulitan mendapat tempat di tim utama.
Sebagai keturunan Afrika, Vincent Kompany pernah mengalami hal yang kurang pantas. Dalam biografinya yang berjudul ‘Vincent Kompany – Van Ket tot Kapitein’, Kompany pernah mengalami pelecehan rasis ketika membela sebuah tim yang terdiri dari pemain-pemain multikultur.
“Tim kami terdiri dari pemain-pemain keturunan Afrika, Turki, dan Italia. Ketika kami bermain di luar Brussels, kami mengalami pelecehan dari para orang tua pemain lawan. Sebanyak 11 atau 12 pemain dipanggil ‘dirty n****r’. Mereka juga menuding pemain-pemain keturunan Afrika berusia lebih tua dari usia yang tertera di paspor, sedangkan wasit tidak mengambil tindakan apapun. Rasisme dan ketidasetaraan membuat saya memberontak,” tutur Kompany seperti dikutip oleh ESPN.
Vincent Kompany termasuk dalam jajaran bek tengah terbaik di dunia saat ini. Manchester City bersedia mengeluarkan uang hingga Rp 1 triliun lebih agar Kompany mengakhiri karier bersama mereka.
Perjalanan karier pria 28 tahun itu tidak mudah. Kompany yang mengawali karier profesionalnya bersama Anderlecht sempat kesulitan menembus tim utama. Hal tersebut membuat Kompany frustrasi.
“Saya sempat berhenti bermain sepak bola selama dua pekan sewaktu di Anderlecht,” ungkap suami dari Carla Higgs yang asli warga Manchester.