Yoyok Sukawi Sebut Anggaran Subsidi PT LIB Belum Cukup Buat Bayar Gaji Pemain PSIS Semarang
CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi berharap PT. LIB bersedia merevisi penetapan jumlah subsidi tersebut agar bisa dinaikkan untuk kebutuhan gaji pemain.
Penulis: Rochmat Purnomo
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Jelang kompetisi Liga 1 bergulir, anggaran dana dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) dinilai belum mencukupi untuk bayar gaji pemain.
Hal tersebut dirasakan oleh salah satu kontestan Liga 1 2020 musim ini yaitu, PSIS Semarang.
Angkan anggaran tersebut sebetulnya, sudah dinaikkan menjelang rencana kompetisi Liga 1 yang akan digulirkan kembali pada 1 Oktober mendatang.
Baca: Tanggapan Pelatih Persebaya Surabaya Terkait Kabar Pembajakan Pemain Jelang Liga 1 Bergulir
Baca: Manager Meeting Liga 1 Belum Ada Kejelasan, PT LIB Belum Panggil 18 Tim Kontestan
Semula, dana subsidi tersebut ada dikisaran angka 500 juta rupiah.
CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi menuturkan, di masa pandemi ini finansial tim menjadi rumit.
Bahkan ia menyebut tak ada tolak ukur jika ditanya, berapa pengeluaran PSIS tiap bulannya?.
Yang jelas, ia mengatakan dana 800 juta rupiah tersebut nominalnya kurang memenuhi.
Oleh sebab itu, pihaknya berharap PT. LIB bersedia merevisi penetapan jumlah subsidi tersebut agar bisa dinaikkan lagi.
"Kalau sekarang, bisa dibilang tidak ada tolak ukurnya jumlah pengeluaran kita. 800 juta itu hanya dipakai untuk membayar seperlima gaji bulanan tim," kata Yoyok saat dihubungi.
Baca: Hanya Dua Pemain Timnas Indonesia Saat Ini yang Rajin Bikin Gol di Liga 1 2020
Baca: CEO Madura United Berharap Kejelasan Liga 1 Segera Diputuskan, Tunggu Undangan Rapat
Namun demikian, Yoyok menegaskan dengan adanya himbauan dari pemerintah dan PSSI agar roda kompetisi bisa dijalankan kembali, pihaknya harus tetap memaksimalkan jumlah yang ada.
"Cuma kan pemerintah, PSSI berharap liga tetap jalan.
Ya kita berusaha memberi tontonan ke penonton.
Ya kita berjuanglah dengan situasi yang ada itu kita maksimalkan saja," kata Yoyok.
Di sisi lain, Yoyok mengatakan pihaknya masih mempertanyakan mekanisme mengenai aturan harus melakukan swab test saat kompetisi bergulir.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.