Berkarier ke Eropa, Para Pemain Berlabel Timnas Indonesia Kesulitan Menembus Skuat Utama
Bermain di Liga Eropa, pemain-pemain ini kesulitan menembus starting eleven dan mendapatkan menit bermain secara reguler.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Witan Sulaeman bergabung dengan FK Radnik Surdulica pada Februari 2020, kontraknya akan berakhir pada Juni 2023.
Musim pertamanya di FK Radnik Surdulica, Witan mendapatkan debutnya saat melawan Radnicki Cis pada pekan ke-29 Super Liga Srbije 2019/2020.
Ia bermain 26 menit dan masuk dari bangku cadangan.
Pada pekan ke-30, Witan menjadi starter saat melawan FK Vozdovac, di mana laga itu berakhir dengan skor 1-1.
Witan hanya bermain 45 menit pada itu dan digantikan oleh Milan Makaric.
Pada musim 2020/2021 yang baru berjalan hingga pekan ke-21, Witan belum mencatatkan menit bermain.
Tercatat ia berada di bangku cadangan pada empat pertandingan.
Sebagai catatan, tahun lalu Witan juga harus meninggalkan klub karena mengikuti pemusatan latihan timnas U-19 Indonesia di Kroasia.
Sebenarnya, kesulitan menembus starting eleven atau mendapatkan menit bermain reguler tak hanya dialami oleh pemain timnas Indonesia.
Pemain dari Asia Tenggara lain yang berkiprah di Eropa tampaknya mengalami hal yang sama.
Sebagai contohnya adalah pemain timnas Vietnam, Doan Van Hau yang dipinjamkan Hanoi FC ke klub Eredivisie Belanda, Heerenveen pada September 2019 hingga Juni 2020.
Pada medio itu, Doan Van Hau hanya bermain di tim cadangan sebanyak 10 pertandingan.
Lalu mencatatkan satu pertandingan bersama tim utama di kompetisi KNVB Beker.
Selain itu, ada pemain timnas Malaysia, Luqman Hakim yang saat ini bergabung dengan klub kasta teratas Liga Belgia, KV Kortrijk.
Bergabung pada Agustus 2020, Luqman mendapatkan debutnya saat timnya melawan RSC Anderlecht pada 23 November tahun lalu.
Ia hanya bermain 16 menit dalam laga yang berakhir dengan skor 3-1 untuk kemenangan RSC Anderlecht.
Setelah itu, Luqman belum mendapatkan kesempatan bermain lagi.