Titik Kebangkitan Arsenal: Efektivitas Taktik Arteta, Hale End Gemilang & Hadirnya Benteng Jepang
Di Liga Inggris, Arsenal unggul tiga angka dari Manchester United, dan hanya terpaut enam poin dari sang pemuncak klasemen, Chelsea.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Arsenal menunjukkan performa gemilang di Liga Inggris musim ini.
Setelah merasakan tiga kekalahan menyakitkan secara berturut-turut di partai awal Inggris, Arsenal mampu bangkit di laga setelahnya dengan meraih enam kemenangan dan dua hasil imbang.
The Gunners pun bertengger di posisi kelima klasemen Liga Inggris dengan torehan 20 poin, unggul tiga angka dari Manchester United yang berada dibawahnya, dan hanya terpaut enam poin dari Chelsea di puncak.
Sang juru taktik, Mikel Arteta patut berseri-seri berkat skema "Arteta Ball" miliknya yang mulai terimplementasikan dengan baik dan mampu membawa Arsenal naik ke papan atas.
Baca juga: Liga Inggris: Runtuhnya Rekor Unbeaten Liverpool, Teror Arsenal Panaskan Slot Zona Eropa
Baca juga: Punya Peluang Melatih Tim Lain, Arsene Wenger Mengaku Menyesal Tidak Tinggalkan Arsenal Pada 2007
Arteta datang ke Arsenal dengan pengalamannya sebagai asisten Pep Guardiola di Manchester City, ia juga terinspirasi dari Marcelo Bielsa dalam meracik strategi permainan.
Maka, permainan Arteta tak jauh-jauh dari possesion football mengandalkan pergerakan cepat yang dilakukan secara kolektif oleh para pemainnya.
Skema 4-2-3-1 dan 4-4-2 yang jadi pakem Arteta, butuh seorang playmaker yang mampu menguasai ruang antar lini guna memperlancar aliran bola dalam fase menyerang The Gunners.
Progresi serangan yang diterapkan Mikel Arteta kerap dimulai dari lini belakang, dengan mengutamakan ball possesion.
Itu membuat Arteta membutuhkan sosok pemain yang dapat mengontrol bola dengan baik dan memiliki kualitias passing yang mumpuni, sehingga dapat menjadi penghubung dari lini bertahan ke lini serang.
Dan pemain akademi Arsenal (Hale End), Emile Smith Rowe adalah jawabannya, ia mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
Smith Rowe bisa bermain dengan cerdas saat dirinya berada dalam tekanan, pengambilan keputusannya dalam berlari dan kepekaan posisinya berada di level yang tinggi.
Tak hanya bermain di tengah, ia juga dapat dimainkan sebagai pemain sayap saat Arteta bermain dengan skema 4-4-2.
Meski bermain lebih melebar, pemain asal Inggris tersebut masih berperan sebagai playmaker, dengan mengatur serangan The Gunners di sepertiga akhir.
Visi bermain dan kreatifitas yang dimiliki sang pemain membuat ia tak kesulitan untuk beradaptasi dengan berbagai skema dan perain yang diberikan Arteta.