Dari Menpora Kini Fokus Urus Sepak Bola Blak-blakan Waketum PSSI Zainudin Amali, Wawancara Eksklusif
Saking cintanya mengurusi sepak bola, Amali rela menanggalkan jabatan sebagai Menpora, “bapak” untuk seluruh cabang olahraga di Tanah Air.
Penulis: Abdul Majid
Editor: Muhammad Barir
![Dari Menpora Kini Fokus Urus Sepak Bola Blak-blakan Waketum PSSI Zainudin Amali, Wawancara Eksklusif](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/sertijab-menteri-pemuda-dan-olahraga_20230316_163325.jpg)
Tapi saya kira ambil peringkat 10 saja sudah bagus.
Nah, untuk mencapai ke sana harus ditentukan cabor mana yang memungkinkan untuk bisa menghasilkan medali sehingga peringkat Indonesia.
Makanya sekarang baik untuk olimpiade, paralimpiade per lima tahun itu dievaluasi.
Nah, yang agak kemajuan ini Paralimpiade dari yang ditargetkan 60 dunia sekarang sudah bisa 43.
Kami tidak mungkin menyampaikan semua cabor saja (masuk DBON—red) karena kita tidak punya kemampuan sumber daya, biaya, anggarannya.
Arahan Pak Presiden fokus sehingga dicarilah mana yang perjalanan sejarah menghasilkan medali seperti bulu tangkis, angkat besi, penahanan dan beberapa cabor lainnya.
Sebagai contoh, Jepang yang sumber dayanya luar biasa, duitnya banyak, hanya tujuh cabor yang diprioritaskan.
Di kita sudah bagus ada 14. Terkait protes, saya jelaskan di kita ada sistem promosi degradasi.
Kalau cabor yang sekarang ada di DBON tapi dalam kurun waktu tertentu tidak berprestasi, akan dikeluarkan kemudian ambil cabor yang prestasinya konsisten.
T: Ukurannya pasti seperti SEA Games, Asian Games. PSSI punya agenda apa ke depan karena klub banyak yang mengkritisi soal kepastian jadwal?
Yang pertama yang didorong Pak Erick bagaimana kami membangun trust. Yang lalu-lalu sudahlah kita tinggalkan. Soal jadwal, bukan PSSI tidak bisa menyusun.
Ini ada keterkaitan dari tempat lain soal izin. Nah ini kami sinkronisasi. Beberapa hari ke depan, Pak Ketua Umum (PSSI) akan menandatangani dengan Kapolri, bagaimana soal jadwal, keamanan, dan berbagai hal lain.
Ini akan kami benahi, bukan pelan-pelan, sangat kencang ini pembenahannya karena kami sudah tertinggal.
Medali emas SEA Games jadi momentum luar biasa untuk memperbaiki semua urusan sepak bola.
Kemudian secara tata Kelola, ketua umum minta PSSI diaudit. Kantor auditnya tidak tanggung-tanggung Ernst and Young.
Alhamdulillah kami merasa kepercayaan publik mulai tumbuh.
Kami lihatnya dari dua kali match lawan Palestina dan Argentina, stadion penuh luar biasa, penjualan tiket begitu cepat.
Kalau orang tidak percaya, ngapain beli tiket mahal-mahal.
Dari tata kelola prestasi, kami sepakat mendatangkan Direktur Teknik (Dirtek) dari luar, ada beberapa calon Dirtek di Jerman tapi kami belum putuskan siapanya.
T: Lantas bagaimana kepastiannya jadwal liga?
Kami sudah mengosongkan ketika timnas main (liga tidak dipertandingkan). Kalau yang sebelumnya kan tidak. Ini akan sinkron dengan kalender FIFA.
Kami juga sudah putuskan di RUPS. Kan sekarang saya Komisaris Utama PT LIB, jadi jembatan PSSI dengan liga.
Ketika timnas main, dipastikan tidak ada pertandingan di liga.
Kalau kemarin itu kejar-kejaran dengan jadwal karena setelah tragedi Kanjuruhan kan kacau semua jadwal itu yang mengeluh bukan klub tapi para sponsor terutama televisi.
Dalam setahun itu, kami dapat delapan kali FIFA Matchday dan minimal satu dari delapan itu Pak Erick akan mengisi levelnya seperti (timnas) Argentina.
Kami ada keinginan mendatangkan Portugal, kami sudah komunikasi dengan duta besar Indonesia di sana.
Cuma jangan sampai (Cristiano) Ronaldo (kapten timnas) sudah pension (baru tanding melawan timnas Indonesia).
Selain itu ada Maroko, Brasil, Spanyol, Perancis, ya kami coba meski tidak mudah karena harus mencocokkan jadwal.
T: Menyangkut Argentina soal Lionel Messi, Angel Di Maria dan Nicolas Otamendi yang tidak datang membela timnas Argentina itu karena harganya tidak masuk, atau seperti apa?
Tidak lah, kan (Lionel) Scaloni (pelatih timnas Argentina) sudah jelaskan dia yang memerintahkan mereka untuk tidak ke sini. Di sini pemain Argentina juga happy semua.
Bayangkan di tempat lain kan mereka sampai terduduk-duduk urusan imigrasi, di sini dari pesawat ke bus dikalungkan kemudian naik ke bus lagi tenang tidak ada gangguan.
Kami lewatkan mereka di VVIP kemudian di hotel juga terjaga bahkan teman-teman media juga hanya bisa melihat dari jauh tidak bisa dekat-dekat.
Kalau urusan itu (biaya) mau minta berapa Pak Erick jangan diragukan.
Jadi ini murni keputusan pelatihnya. Bahkan kami juga berharap tadinya Lautaro (Martinez, datang) tapi kan Lautaro habis final Champions (bersama Inter Milan) jadi dia harus istirahat.
Yang kemarin dilawan itu tim Piala Dunia juga. Mereka serius lawan kita kalau tidak serius mereka tidak dapat dua kartu kuning.
T: Terkait anggaran yang dikucurkan untuk FIFA, sempat ada dugaan dana itu dikucurkan untuk lapangan National Youth Training Centre (NYTC) di Sawangan yang ternyata bukan milik PSSI?
Kalau yang sebelumnya saya tidak ikuti, ada dana FIFA yang masuk ke sana (NYTC),
tapi yang jelas sepengetahuan saya di kepengurusan sekarang ada bantuan FIFA walaupun nanti kami pasti akan nombok karena kami berencana ada delapan lapangan di IKN.
Bantuan dari FIFA itu sekitar Rp 100 miliar.
Sekarang sudah jalan tinggal menunggu proses sertifikat, karena FIFA tidak ingin memberikan uangnya kemudian tanahnya tidak jelas milik siapa.
Di IKN kami akan bangun fasilitas semuanya termasuk untuk sepak bola pantai.
Kenapa haru di IKN, kan ibu kota pindah ke sana. Ini sudah dibicarakan Ketika saya masih menjabat menteri kemudian Ketua Umum PSSI masih Mochammad Iriawan.
T: Tadi Anda menyebut Dirtek PSSI dari Jerman. Lalu bagaimana struktur kepelatihan di bawahnya apakah ada perubahan?
J: Oh, itu belum ya sekarang masih jalan, masih ada beban masing-masing seperti Indra Sjafri persiapan Asian Games, kemudian coach Shin Tae-yong di senior masih ada tanggung jawab. Jadi biarkan saja mereka selesaikan itu.
T: Sebagai Menpora, Anda menghibahkan peralatan ke Medical Center PSSI. Penggunaan fasilitas itu apakah buat umum atau hanya untuk atlet saja?
J: Itu setiap hari dipakai, selain pemain timnas ada atlet dari cabor lainnya yang pakai.
Cuma memang orang belum begitu tahu karena adanya di lantai lima saya sedang usahakan untuk pindah ke lantai satu.
Jadi belum untuk umum, jangan sampai dibuka untuk umum akhirnya yang kebutuhan utama atlet itu yang kita prioritaskan tidak bisa.
T: Apa mimpi besar PSSI dan apa yang Anda ingin tinggalkan sebagai pengurus PSSI?
J: Ya, tentu mimpi ketua umum yakni ingin kompetisi kita jadi nomor satu di Asia Tenggara, baru setelah itu Asia.
Bagaimana liga kita menjadi nomor satu, liga bersih dan bukan liga yang rugi. Bagaimana value liga meningkat.
Kalau liganya bagus, perputarannya bagus, maka pasti akan menghasilkan timnas yang bagus.
Timnas itu yang utama dihasilkan dari kompetisi kalua kompetisinya bagus, teratur, talentanya bisa dipantau dengan baik.
Kemudian dapat jam bermain yang cukup maka kami punya keyakinan kita punya timnas yang bagus.
T: Apa alasan kompetisi Liga 1 2023/2024 menggunakan format play off?
J: Ya sebenarnya salah satu alasannya memberikan kesempatan untuk klub-klub bisa mengkapitalisasi pertandingan.
Semakin banyak bertanding, apalagi sekarang kami mewajibkan klub punya pemain Asia Tenggara untuk memperluas pasar.
T: Bagaimana tanggung jawab Asprov, Askot, Askab dalam menjalani pembinaan usia muda, sementara mereka kan bagian dari voters juga?
J: Ya soal klub dulu, di klub itu jadi kewajiban, dan mereka masuk di dalam standar kan kemarin sempat ada berita dari 18 hanya 7 yang lolos AFC.
Kami akan buat standar nasional juga, mereka harus punya ini, punya ini.
Artinya kami adopsi AFC dan mungkin ditambah lagi, rencananya.
Supaya standarnya lebih ketat sehingga orang mau ikut, jangan mudah untuk menjual klub.
Jadi prestasi dengan bisnis harus sejalan tidak bisa kami tuntut prestasi dari sisi komersialnya dibatasi.
Bantuan-bantuan PSSI (kepada para pemilik suara) akan dikaitkan dengan itu.
Aktivitasnya di sana akan dinilai jadi tidak hanya sekadar nama. Ini mirip bantuan kan sama dengan FIFA ke PSSI juga begitu.
Mereka bantu tidak gratis, mereka lihat kamu lakukan pembinaan usia dini tidak, melakukan sepak bola wanita tidak.
Nah kami akan lakukan itu ke bawah tapi perlahan supaya tidak kaget.
T: Apakah PSSI akan membantu pemain berkarier di luar negeri?
J: Ya dengan kerja sama yang ditandatangani oleh Jerman dan Jepang, terutama Jerman kenapa pilihannya Jerman karena liga Jerman itu yang banyak dihuni pemain-pemain Asia dibanding liga lainnya, makanya kami ke sana dan mereka terbuka tapi tetap ada tesnya.
Lalu ketika saya bertemu Pratama Arhan, dia kan main di Jepang. Dia bilang mau main di Eropa.
Saya jawab dia mesti Latihan yang benar. Saya bercanda juga soal kelebihan dia dalam urusan lempar-melempar bola itu.
Mesti terus diasah karena jarang yang memiliki itu. Kan kemarin saja (Emiliano) Martinez (kiper timnas Argentina) pusing-pusing dengan lemparan itu.
Nanti saya akan bilang ke Ketum, Ketum bisa merekomendasikan orang yang benar-benar berkualitas.
Jadi pemain harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya, tambah latihan kalian soal fitnes, teknik dan sebagainya perkuat itu pasti ya, kan jaringan ketum di luar sangat lumayan. (amj/eko)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.