Strategi Pep Guardiola Tak Berjalan, Begini Alasan Pep Guardiola tentang Kekalahan City dari MU
PELATIH Manchester City, Pep Guardiola mengakui strateginya tak berjalan sehingga timnya kalah dari Manchester United pada final Piala FA, kemarin.
Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
Pemilik minoritas baru United, INEOS Group milik Sir Jim Ratcliffe, telah menugaskan peninjauan mendalam atas semua masalah sepak bola di Old Trafford. Dan keputusan akan didasarkan pada apa yang telah terjadi dalam beberapa minggu, dan bulan menjelang final Piala FA.
Jika Ten Hag kehilangan pekerjaannya, hal tersebut dikarenakan tim yang sangat mahal berada di peringkat delapan Liga Primer, tersingkir dari Liga Champion di babak penyisihan grup dan membuat para pendukung geram dengan serangkaian penampilan buruk yang tidak dapat dijelaskan.
Mengalahkan City asuhan Pep Guardiola, sang juara Liga Primer empat kali, merupakan kemenangan terbesar Ten Hag.
Masalahnya, dia terlambat untuk melakukan hal tersebut, sampai-sampai hal tersebut terlihat seperti sebuah anomali.
Jika pun laga di Wembley kemarin adalah upacara perpisahan Ten Hag, maka sungguh sebuah cara yang luar biasa. Sebuah kemenangan di Piala FA melawan rival sekota United, yang dipersembahkan oleh dua gol dari dua bintang remaja mereka.
Ten Hag telah membuat Alejandro Garnacho dan Kobbie Mainoo - keduanya berusia 19 tahun - menjadi pemain reguler di tim utama selama masa kepelatihannya. Mereka adalah cahaya terang masa depan United.
Meskipun mereka mungkin belum bisa dibandingkan dengan Wayne Rooney dan Cristiano Ronaldo saat mereka menjadi bintang tim utama di United 20 tahun yang lalu, Ten Hag tentu saja layak mendapatkan pujian karena menaruh kepercayaan pada mereka untuk tampil.
Garnacho membawa United unggul di menit ke-30. Pemain sayap Argentina ini kemudian membantu menciptakan gol kedua untuk Mainoo sembilan menit kemudian.
City memperkecil skor lewat gol Jérémy Doku pada menit ke-87 hingga laga berakhir 2-1 untuk kemenagnan United. Para pemain Setan Merah pun merayakan piala FA pertama mereka dalam delapan tahun, dan piala kedua bersama Ten Hag selama dua musim di sana.
Itulah warisannya untuk United jika dia ditendang musim depan. Warisan lain, siapa pun penggantinya nanti akan memiliki dua permata untuk dipoles dalam diri Garnacho, dan Mainoo.
United tidak menyangkal bahwa mereka telah menilai beberapa pelatih alternatif dalam beberapa bulan terakhir. Mereka di antaranya adalah manajer Inggris Gareth Southgate, Thomas Frank dari Brentford dan Kieran McKenna dari Ipswich.
Namun mereka juga mengatakan bahwa INEOS merencanakan musim depan dengan mempertimbangkan Ten Hag. Pelatih asal Belanda ini menanggapi spekulasi nasibnya dengan tetap menjaga marwahnya.
“Ketika saya memulai di sini, saya berjanji mempersembahkan trofi, dan juga ingin membangun tim. Kedua sedang saya lakukan.
Tetapi jika mereka tidak menginginkan saya lagi, saya pergi ke tempat lain dan memenangkan pertandingan serta memenangkan trofi,” ujarnya percaya diri. Menantang sampai akhir, Ten Hag sepertinya memang berhak melakukan hal seperti itu.