Langgar Wasiat Steve Jobs, Apple Malah Untung Besar
Tak ada seorang pun mau membeli ponsel yang berukuran besar," tegas pendiri Apple, Steve Jobs pada tahun 2010.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM – "Tak ada seorang pun mau membeli ponsel yang berukuran besar," tegas pendiri Apple, Steve Jobs pada tahun 2010. Saat itu, Jobs menganggap sebelah mata ponsel dengan ukuran layar yang lebar. Jobs pun tak berniat untuk membuat iPhone berlayar besar.
"Ramalan" Jobs soal ponsel berlayar besar tersebut ternyata meleset. Buktinya, ponsel terbaru Apple, iPhone 6 dan iPhone 6 Plus yang dilengkapi layar lebar sangat laku di pasaran.
Larisnya penjualan duo iPhone 6 tersebut terpampang dalam laporan keuangan terakhir Apple. Pada kuartal IV 2014, Apple tercatat berhasil menjual 74,5 juta perangkat iPhone.
Kesuksesan penjualan itu tak lepas dari kontribusi penjualan iPhone 6. iPhone menunjukkan grafik penjualan yang meningkat tajam pada ujung kuartal III, tepatnya saat Apple merilis iPhone 6 dan iPhone 6 Plus.
CEO Apple Tim Cook pun mengakui keberhasilan penjualan tersebut merupakan kontribusi iPhone 6. "iPhone 6 adalah iPhone yang paling populer di kuartal sebelumnya," kata Cook, sebagaimana dikutip KompasTekno, Rabu (28/1/2015) dari Gigaom.
Dalam kuartal tersebut, perusahaan asal California ini juga berhasil meraup keuntungan 18 miliar dolar AS atau Rp 225 triliun dalam waktu tiga bulan. Angka ini menjadikan Apple sebagai perusahaan dengan rekor pendapatan perkuartal terbesar sepanjang sejarah.
Kontribusi penjualan iPhone sangat dominan dalam pencetakan rekor tersebut. Jika tak didompleng penjualan iPhone, Apple disinyalir tak akan meraup untung sebanyak itu. Pasalnya, produk iPad justru menunjukkan penurunan penjualan. Sedangkan penjualan iPod dan iMac stagnan.
Ramalan Steve Jobs
Jobs memang terkenal kerap tepat dalam memprediksi sebuah tren. Seperti prediksinya soal "kemusnahan" DVD dan sambungan jaringan kabel RJ45. Jobs menghilangkan dua komponen tersebut di laptop Apple MacBook.
Kehadiran internet pun telah diprediksi oleh Jobs sejak tahun 1985. Ia juga dengan tepat meramalkan tren penggunaan gadget mobile. (Baca: Ramalan Steve Jobs soal "Truk" Jadi Kenyataan)
Namun, seorang visioner seperti Jobs pun dapat keliru meramalkan teknologi dan minat pasar. Kali ini, ramalannya soal ponsel layar besar meleset.
Kesuksesan iPhone 6 dan iPhone 6 Plus di pasaran mungkin tak pernah dibayangkan oleh Jobs.
Faktanya keuntungan berlimpah Apple hari ini karena "tak mendengar" prediksi sang pendiri.
Setelah Jobs meninggal, Apple di bawah Tim Cook memang berangsur-angsur melanggar "wasiat" sang pendiri dengan menaikkan ukuran layar iPhone. Dimulai dengan iPhone 5 pada 2012, lalu terakhir iPhone 6 dan iPhone 6 Plus yang rupa fisiknya sudah menyerupai phablet dengan layar berukuran 4,7 inci dan 5,5 inci.
Namun, kesalahan Jobs memprediksi pasar patut dimaklumi. Pemikiran Jobs yang selalu mengedepankan kombinasi teknologi, desain, dan kemudahan pengguna barangkali menjadi faktor ketidaktarikannya terhadap ponsel berlayar besar.
Jobs menganggap ponsel berlayar besar dapat menyulitkan pengguna. "Ponsel berukuran besar menyulitkan Anda menggenggamnya," kata Jobs.
Intinya, perkembangan teknologi bisa dibilang tak memiliki rumusan dan kepastian tertentu. Jika hari ini para vendor (terutama Android) berlomba-lomba menciptakan ponsel pintar berlayar besar, tak menutup kemungkinan di masa depan tren akan kembali memihak ponsel berukuran kecil.Kesuksesan iPhone 6 dan iPhone 6 Plus di pasaran mungkin tak pernah dibayangkan pendiri Apple, Steve Jobs.