Elon Musk Lelang Aset Twitter, dari Kursi Mewah Hingga Mesin Espresso
Elon Musk akan melelang sejumlah aset mewah serta lusinan barang memorabilia yang ada di kantor pusat Twitter di San Francisco, Amerika Serikat.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – CEO baru Twitter Elon Musk akan melelang sejumlah aset mewah serta lusinan barang memorabilia yang ada di kantor pusat Twitter di San Francisco, Amerika Serikat.
Digelar pada 17 Januari 2023 mendatang, nantinya dalam lelang tersebut Twitter akan menjual sejumlah barang berharga milik perusahaan, diantaranya seperti patung burung Twitter yang besar, proyektor, layar iMac, kursi mewah dan meja berdiri.
Elon Musk dikabarkan turut menjual beberapa peralatan dapur serta mesin espresso dan stasiun pengisian sepeda listrik.
Barang – barang tersebut akan dilelang dengan tawaran pembukaan mulai dari 25 dolar AS atau sekitar Rp 391 ribu hingga 50 dolar AS atau Rp 782 ribu.
Sebelum sesi lelang dibuka para peminat diharuskan mendaftar diri terlebih dahulu di situs web BidSpotter, seperti yang dilansir CNN International.
Aksi lelang ini lantas mengundang pertanyaan publik, banyak pihak menduga bahwa platform berlogo burung biru tersebut kini tengah dilanda isu kebangkrutan.
Mengingat beberapa waktu lalu Twitter baru saja melakukan pemecatan terhadap 50 persen karyawannya atau sekitar 3.700 orang, termasuk jajaran eksekutif hingga tim teknis, guna memangkas biaya operasional ditengah perlambatan laba perusahaan.
Baca juga: Twitter Akan Lelang Aset di Kantor Pusat San Fransisco, 17-18 Januari 2023
Sejalan dengan aksi ini Musk juga sempat mencurahkan kondisi perusahaannya melalui cuitan di akun Twitternya, dalam unggahan tersebut Elon Musk menjelaskan bahwa Twitter mengalami penurunan pendapatan secara drastis hingga gagal mencatatkan keuntungan selama kuartal ini, sebagai imbas dari menyusutnya langganan iklan para investor.
"Twitter mengalami penurunan pendapatan secara drastis, karena aktivitas para aktivis yang menekan para pengiklan. Padahal, tidak ada perubahan dalam moderasi konten dan kami melakukan apapun untuk menyenangkan mereka," tulis Musk dalam Twitternya pada 4 November lalu.
Baca juga: Twitter Kembalikan Layanan Centang Biru Berbayar dengan Harga Lebih Tinggi untuk Pengguna iPhone
Menanggapi isu negatif terkait kebangkrutan Twitter yang ramai diperbincangkan para netizen, Nick Dove selaku Presiden Heritage Global Partner sebuah perusahaan penasihat lelang yang menangani penjualan lelang Twitter menjelaskan bahwa aksi penjualan ini dilakukan Elon Musk bukan karena platform berlogo burung biru itu berada diambang kehancuran, namun karena untuk mengurangi barang - barang yang tak lagi dibutuhkan Twitter.
“Siapa pun yang berpikir lelang ini adalah untuk menghemat uang adalah bodoh, Kami tidak menentukan aset mana yang tidak dibutuhkan sebuah perusahaan." jelas Dove.