PHK Kembali Berlanjut di Perusahaan Teknologi, Kini Giliran Microsoft Pecat 10 Ribu Karyawan
PHK dilakukan Microsoft lantaran perusahaan teknologi kondang asal Amerika itu sedang menghadapi krisis ekonomi akibat lonjakan inflasi.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
![PHK Kembali Berlanjut di Perusahaan Teknologi, Kini Giliran Microsoft Pecat 10 Ribu Karyawan](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ilustrasi-microsoft-logo-microsoft-gedung-microsoft.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) yang mengincar perusahaan teknologi kembali berlanjut di tahun 2023, kini giliran Microsoft yang mengumumkan langkah pemecatan terhadap 1 persen staf dari 200.000 karyawan.
Menurut sumber yang mengetahui rencana ini mengatakan perusahaan setidaknya akan menargetkan pemangkasan terhadap 10.000 karyawan dari divisi teknik. Kemungkinan besar PHK akan diumumkan pada Rabu (18/1/2023) usai rilisnya laporan pendapatan kuartalan Microsoft.
Mengutip dari Bloomberg PHK dilakukan Microsoft lantaran perusahaan teknologi kondang asal Amerika itu sedang menghadapi krisis ekonomi, akibat lonjakan inflasi dan kenaikan suku bunga yang tinggi.
Baca juga: Tiktok Versi Google PHK 20 Persen Karyawan Asal India
Pemecatan seperti ini bukanlah kali pertama yang dilakukan Microsoft, sebelumnya pada Oktober tahun lalu Microsoft dilaporkan telah memecat 1.000 karyawan.
Cara ini diambil mengikuti langkah para perusahaan teknologi lainnya termasuk Meta, Twitter, Amazon, hingga Snap yang telah memecat puluhan ribu karyawan pada akhir tahun lalu.
Dengan melakukan PHK ini, Microsoft dapat memangkas biaya tinjauan operasi tahunan guna mengurangi dampak kontraksi ditengah krisis ekonomi global.
Mengingat selama kuartal ketiga fiskal laporan penjualan Microsoft hanya diproyeksikan naik 2 persen, jadi pendapatan paling lambat sejak tahun fiskal 2017.
Akibat dari adanya perlambatan permintaan perangkat lunak khususnya cloud-computing Microsoft di pasar global selama beberapa bulan terakhir.
“Microsoft tidak kebal terhadap perubahan global, dua tahun ke depan mungkin akan menjadi yang paling menantang. Kami memang mengalami banyak percepatan selama pandemi dan ada sejumlah normalisasi permintaan itu. Dan ada resesi nyata di beberapa bagian dunia,” kata CEO Microsoft Satya Nadella.
Tak berselang lama usai pengumuman ini dirilis, saham Microsoft dilaporkan turun 23 persen menjadi 240,16 dolar AS pada penutupan pasar Wall Street, Selasa (17/1/2023)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.