Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Elon Musk Ngaku Sudah PHK 80 Persen Karyawan Twitter

Twitter kini hanya memiliki 1.500 karyawan, turun dari 8.000 karyawan yang dipekerjakan pada saat akuisisi.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Elon Musk Ngaku Sudah PHK 80 Persen Karyawan Twitter
Teslarati
Elon Musk mengatakan telah memberhentikan lebih dari 6.000 karyawan Twitter sejak dia mengambil alih perusahaan media sosial tersebut. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, HONG KONG - Elon Musk mengatakan telah memberhentikan lebih dari 6.000 karyawan Twitter sejak dia mengambil alih perusahaan media sosial tersebut.

Dikutip dari CNN, Twitter kini hanya memiliki 1.500 karyawan, turun dari 8.000 karyawan yang dipekerjakan pada saat akuisisi. Pengurangan ini setara dengan sekitar 80 persen dari staf perusahaan.

"Hal ini sama sekali tidak menyenangkan dan terkadang menyakitkan," kata miliarder AS itu dalam wawancara dengan BBC pada Selasa (12/4/2023).

Baca juga: Elon Musk Dikecam Karena Makin Banyak Akun Media Pemerintah Rusia dan China Muncul di Twitter

Orang terkaya kedua di dunia ini mengatakan, "tindakan drastis" diperlukan ketika ia bergabung, karena perusahaan menghadapi "situasi arus kas negatif sebesar 3 miliar dolar AS".

Elon Musk memperkirakan, dengan situasi keuangan seperti itu Twitter hanya memiliki waktu "empat bulan untuk hidup".

"Ini bukan situasi yang peduli (atau) tidak peduli. Ini seperti, jika seluruh kapal tenggelam, maka tidak ada yang punya pekerjaan," tambah Musk.

Berita Rekomendasi

Musk membeli Twitter senilai 44 miliar dolar AS pada Oktober tahun lalu.

Setelah awalnya menawarkan untuk mengambil alih perusahaan pada April 2022, ia berusaha untuk keluar dari kesepakatan tersebut, dengan alasan kekhawatiran atas banyaknya akun bot yang beredar di Twitter.

Sejak Musk resmi mengakuisisi Twitter, ia merombak perusahaan dengan memecat para eksekutif puncak, memangkas pekerja, dan memberlakukan kebijakan baru tentang bagaimana akun pengguna diverifikasi atau diberi label.

Namun, Twitter kini "hampir mencapai titik impas" dan para pengiklan telah kembali ke platform tersebut, lapor Musk dalam wawancara tersebut.

Musk juga berjanji untuk merevisi label yang diterapkan pada akun BBC, lembaga penyiaran Inggris, dari "didanai pemerintah" menjadi "didanai publik" setelah BBC mengajukan keberatan.

Lembaga penyiaran Inggris itu mengajukan keberatan pada akhir pekan lalu. BBC memprotes langkah tersebut, dengan mengatakan pihaknya "adalah dan selalu independen".

"Kami didanai oleh publik Inggris melalui biaya lisensi," kata BBC pada saat itu.

Musk juga menimbang-nimbang pengawasan AS terhadap platform video pendek asal China TikTok, dengan mengatakan meskipun dia bukan pengguna aplikasi tersebut, namun dia biasanya "menentang pelarangan."

"Maksud saya, akan membantu Twitter, saya kira, jika TikTok dilarang, karena dengan begitu orang akan menghabiskan lebih banyak waktu di Twitter dan lebih sedikit di TikTok," ujarnya.

"Namun, meskipun hal itu akan membantu Twitter, saya secara umum tidak setuju dengan pelarangan sesuatu," tegas Musk.

Musk juga melontarkan lelucon selama wawancara, dengan mengatakan bahwa dia "bukan lagi CEO Twitter" dan telah digantikan oleh anjing peliharaannya, seekor Shiba Inu bernama Floki.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas