Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Andik Puas Taklukkan Puncak Tambora dengan Kaldera Terluas di Dunia

"Hampir tidak ada yang berani berkemah di Pos ini. Karena pos 4 ini terkenal angker banyak mahluk halus," cetusnya.

zoom-in Andik  Puas Taklukkan Puncak Tambora dengan Kaldera Terluas di Dunia
istimewa
Tersenyum : Andik Setiawan Head of Corporate Communications Department PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) tersenyum puas, setelah capai Puncak Gunung Tambora 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Tambora, nama yang sudah tidak asing di telinga setiap orang yang mendengarnya.

Semua pasti tahu, Gunung yang dua abad silam mengguncang dunia dengan letusannya yang sangat Maha dasyat tepat 11 April 1815 silam.

Letusan yang mampu mengubur hidup-hidup 4 kerajaan sekaligus dan menyebabkan iklim dunia berubah yang dikenal dengan Setahun tanpa Musim panas.

Alasan inilah yang melatarbelakangi rasa penasaran Andik Setiawan, selaku Head of Corporate Communications Department PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) untuk mendaki gunung tersebut yang konon memiliki kaldera terluas di dunia.

Tepat 11 April 2015 menjadi puncak peringatan dua abad Tambora, hampir seluruh masyarakat dunia tertuju pada peringatan tersebut.

Andik Setiawan, salah satu yang menjadi bagian dari peringatan dua abad Tambora dengan mendaki gunung tersebut.

"Saya mulai berkemas tanggal 9 April 2015 , semua peralatan naik gunung saya persiapkan untuk mendaki gunung dengan ketinggian 2851 Mdpl tersebut," tukas pria murah senyum ini yang menceritakan perjalanannya ke Puncak Gunung Tambora, Jumat ( 8/5/2015).

BERITA REKOMENDASI

Berangkat dari Surabaya menuju Lombok menggunakan pesawat Garuda Indonesia saya bareng dengan kakak dan kawan kerja saya.

Sampai di Lombok, kami berkumpul berempat, satu orang dari Jakarta bergabung, dia Adita Irawati salah satu runner yang malang melintang di marathon trail run.

Sampai di Lombok, kami melanjutkan penerbangan lanjutan dengan pesawat Garuda Indonesia ATR 72-600 menuju Bima.

Penerbangan menuju Bima memakan waktu 50 menit di udara, pemandangan alam Indonesia sangat luar biasa dilihat dari udara.

50 menit perjalanan pesawat kami mulai mendarat di Bandara Sultan salahudin , Bima Nusa Tenggara barat.


Wow... pendaratannya lumayan mengerikan, maklum selain pesawatnya baling-baling kanan kirinya gunung, jadi harus berputar-putar mencari posisi yang tepat untuk pendaratan.
Dan akhirnya pesawat kami mendarat dengan sempurna. Tibalah kami berempat di Bandara Sultan Salahudin Bima. Waktu menunjukkan pukul 16.30 sore waktu Bima.

Driver kami sudah stand by di pintu depan bandara, namanya Yono, pemuda asal Bima.

Halaman
1234
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas