Museum Aceh, Dokumentasi Zaman Pra Sejarah, Era Hindu Hingga Menjelma Jadi Kerajaan Islam Pertama
Berdiri sejak 1915 silam, Museum Aceh menyimpan koleksi dari zaman pra sejarah hingga zaman Hindu dan menjelma jadi kerajaan Islam pertama.
Editor: Agung Budi Santoso
Namun jika anda adalah Warga Negara Asing (WNA) diberlakukan tarif berbeda yaitu Rp 5.000 untuk secarik tiket masuk.
Namun tarif tiket masuk yang untuk masa sekarang tak bernilai apa-apa tersebut justru berbanding terbalik dengan apa yang kita dapati dalam kompleks museum.
Sebegitu menapaki anak tangga kayu memasuki rumah Aceh yang bergaya rumah panggung, mata langsung disusupi pemandangan rumah adat yang sekarang sudah menjadi barang langka.
Serambi depan yang berfungsi sebagai ruang tamu membentang sepanjang sisi rumah. Bagian ujung barat dilapisi permadani dan tikar untuk alas duduk berbentuk segiempat yang dianyam indah.
Lalu kaki akan menyusuri ruang tengah yang diapit dua kamar tidur untuk menuju ke serambi belakang Ruangan yang berfungsi sebagai ruang keluarga dan ruang dapur tersebut merupakan ranahnya kaum perempuan.
Sementara sisi di timur dan barat menjadi kamar pribadi serta tempat upacara sakral dilangsungkan.
Perkakas Rumah Tangga
Di rumah Aceh tersimpan perkakas rumah tangga mulai alat untuk makan, memasak, berburu, mengayam tikar, hingga membuat kue. Ditambah lagi perkakas untuk upacara adat dan perlengkapan ibadah.
Terdapat juga aneka piring dan guci keramik buatan Cina peninggalan abad ke-15 hingga abad ke-19. Kebanyakan dalam balutan warna kuning yang dikenal sebagai warna raja diraja.
Kamar utama di Museum Aceh (Serambi Indonesia/ Nurul Hayati)
Aceh juga dikenal sebagai petarung tangguh, hal ini terlihat dari deretan meriam yang membujur di sisi bawah rumah Aceh yang bergaya rumah panggung. Seperti halnya lonceng cakra donya, lumbung padi, pedati, dan alat untuk menumbuk padi berdiri terpisah di belakang rumah. Di sampingnya sebuah balai-balai untuk mengaji juga tersedia.
Semua yang ada dan melekat di rumah adat Aceh menggambarkan ketaatan dalam beragama yang sudah menjadi napas dalam keseharian warganya.
Gedung Museum
Selanjutnya ayunkan kaki ke gedung museum yang menjadi tempat pameran tetap dan hanya terpaut beberapa meter dari rumah adat Aceh. Sedianya museum terdiri atas empat lantai, namun baru dua lantai yang difungsikan.
Di lantai 1, benda-benda masa pra sejarah seperti fosil tengkorak dan geligi manusia berjejer memenuhi etalase. Di sudut lain memasuki zaman sejarah terdapat perlengkapan manusia untuk berburu serta aneka rempah-rempah yang menjadi primadona dan mengharumkan Aceh ke penjuru dunia kala itu.