Panjat Gunung Halau-halau di Kalsel, Lintah Menerobos Celana Dalam, Kelamin Bengkak
Ini kisah suka duka pemanjat gunung Halau-halau di Kalimantan Selatan. Tak sadar lintah masuk celana dalam, menggigit sampai kelamin bengkak.
Editor: Agung Budi Santoso
Perjalanan dimulainya dari kota tempatnya tinggal, yaitu Banjarbaru ke ibukota Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Barabai. Ke sana, dia menggunakan mobil taksi Colt mendaki puncaknya selama dua hari.
Dari Banjarbaru ke Barabai diperlukan ongkos transportasi Rp 40.000 per orang.
Jarak perjalanannya sekitar 3-3,5 jam.
Dari Barabai lanjut ke Kecamatan Birayang naik mobil yang bagian belakangnya terbuka. Tarifnya antara Rp 20.000 hingga Rp 30.000 sekali jalan.
Nah, dari Birayang ini dia melanjutkan perjalanan ke Desa Batu Kambar yang berjarak sekitar 30 kilometer.
“Ke Batu Kambar kami diantar oleh anggota organisasi pecinta alam setempat menggunakan mobil ambulance. Nah, dari sini pendakian dimulai. Sehari, kami bisa mendaki antara 8-9 jam,” tuturnya.
Sejumlah pemanjat gunung menggelar persiapan sebelum memanjat Gunung Halau-halau di Kalsel (Yoanda Ferry)
Hari pertama, dia memulai perjalanan pukul 08.00 Wita Desa Batu Kambar.
Setelah satu jam perjalanan, dia sampai ke desa kedua, yaitu Desa Kiyu. Di sini dia dan teman-temannya harus registrasi.
Setelah itu barulah masuk area hutannya.
“Seru banget, jalannya setapak dan turun naik,” jelasnya.
Siangnya, tepat pukul 12.00 Wita, mereka sampai di puncak Tiranggang.
Di sana, dia dan teman-temannya bersantai dulu untuk istirahat dan makan.
Dan sore harinya, pukul16.30 Wita, mereka tiba di pos 1, yaitu di Sungai Karuh.
“Di sini kami berkemah sebab tidak memungkinkan melanjutkan pendakian malam hari karena alamat bakal apes bertemu hewan-hewan berbahaya seperti lintah. Lintahnya itu tipenya yang masuk tiba-tiba ke dalam baju tanpa kita sadari, tahu-tahunya darah kita sudah diisapnya dan kulit kita jadi bengkak-bengkak. Serangga di sana juga ada yang berbahaya seperti semut sebesar kelingking manusia. Kalau jalan malam, bisa tak melihat keberadaan mereka ini, tahu-tahunya saja sudah menggigit kita,” bebernya.