Menginap di Tembi Rumah Budaya Bantul, Anda Disuguhi Gamelan Jawa dan Indahnya Alam Pedesaan
Menginap di Tembi Rumah Budaya di Kota Bantul, Anda akan disuguhi iringan gamelan Jawa dan indahnya pemandangan alam pedesaan.
Editor: Agung Budi Santoso
Handono menuturkan, pada awalnya pemilik membeli rumah tua dari berbagai daerah. Rumah itu terbuat dari kayu jati yang tahan dari serangan rayap.
Sesuai dengan gaya rumah tradisional Jawa zaman dahulu, sembilan balai inap itu berbentuk limasan.
Ranjangnya pun ditutup kelambu putih yang membuat suasana kamar terasa anggun dan khas nuansa tradisionalnya.
"Nama-nama balai inapnya diambil dari mana asal rumah itu sebelumnya. Masing-masing bernama Badegan, Adikarto, Wuryantoro, Polaman, Ngadirojo, Ganjuran, Kriyan Kidul, Kriyan Lor dan Morangan," papar Handono.
Bagi pengunjung yang ingin menikmati bulan madu dengan suasana tradisional nan romantis, balai inap yang berjarak kurang lebih 18 kilometer di sebelah selatan Nol Kilometer Malioboro ini juga menyediakan Honeymoon Package.
Tempi Rumah Budaya di Bantul, tampak dari luar (Tribun Jogja/ Hamim Thohari)
Selain menginap, pengunjung dapat menikmati beberapa fasilitas seperti Romantic Senthir Light Dinner, breakfast di tepi sawah, naik andong keliling desa, menikmati sunset di Parangkusumo, serta lulur dan massage.
Handono menambahkan, di Tembi Rumah Budaya juga sering dipentaskan berbagai kesenian tradisional.
Oleh karena itu, pengunjung tak perlu pergi jauh-jauh jika ingin menyaksikan pentas kesenian.
Selain itu, di rumah budaya tersebut juga terdapat dua museum yang berisi koleksi barang kuno.
Salah satu koleksinya adalah manuskrip huruf Jawa yang merupakan tulisan tangan dan ditulis sekitar tahun 1830-an.
"Ada pula museum yang berisi koleksi tombak, keris dari zaman Majapahit dan sebagainya. Koleksi tombak dan keris itu lebih dari 200 buah. Banyaknya kesenian di sini sedikit banyak memang berpengaruh terhadap tingkat hunian balai inap," urainya.
Di rumah Budaya Tembi juga diadakan event kebudayaan yang diselenggarakan secara reguler, seperti sastra bulan purnawa yang diselenggarakan tiap bulan, gelaran wayang kulit tiap dua bulan sekali, mocopat tiap selepan (35) hari sekali.
Pengunjung juga bisa belajar membatik, main gamalen, dan membuat kerajinan.
Bagi pengunjung yang ingin merasakan dari dekat kehidupan pedesaan dari dekat, Tembi Rumah Budaya juga menyediakan paket tur keliling kampung di sekitar Tembi dengan menggunakan sepeda ontel.