100 Tahun Museum Aceh: Wangi Rempah, Megahnya Sutra, dan Kilau Emas
Wangi rempah, megahnya sutra, dan kilaunya emas menjadikan Aceh tanah taruhan bagi bangsa-bangsa asing.
Editor: Mohamad Yoenus
![100 Tahun Museum Aceh: Wangi Rempah, Megahnya Sutra, dan Kilau Emas](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/museum-aceh_20150731_175413.jpg)
Sementara gambar para pejuang Aceh seperti Laksamana Malahayati, Teuku Umar, Cut Nyak Dhien berjejer rapi. Likur sejarah dari masa penjajahan Portugis hingga konflik GAM dan RI juga sudah dibuat dengan sketsa yang sangat edukatif dan informatif.
![Museum Aceh](http://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/museum-aceh_20150731_180437.jpg)
Membersihkan benda-benda di Museum Aceh. (Antara)
Terakhir, kepada pengunjung disuguhi lukisan-lukisan mahamusibah yang pernah terjadi di Aceh akhir 2004 silam, yakni gempa berkekuatan 9,3 skala Richter yang memicu tsunami dahsyat.
Lantunan kalimat-kalimat tauhid dan ayat suci Alquran terdengar samar-samar. Sungguh luar biasa, Museum Aceh yang kini sudah bertransformasi itu membawa kita dari masa kejayaan hingga musibah dahsyat yang melanda Aceh.
Itulah kini Museum Aceh, museum yang telah menyimpan banyak sejarah.
Semoga museum ini tetap berdiri kokoh lebih dari seribu tahun lagi, menyimpan dan mengantarkan berbagai warisan budaya Aceh secara transgenerasi ke anak cucu kita. (*)