Batu Beriga: Surga Tersembunyi di Ujung Timur Pulau Bangka
Sebuah mercusuar penunjuk arah bagi kapal-kapal yang melintas di laut China Selatan berdiri kokoh menambah cantik pemandangan.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Bangka Pos, Iwan Satriawan
TRIBUNEWS.COM ,BANGKA -"Cantik sekali" seru seorang pengunjung asal Medan ketika menjejakan kaki di Pantai Gusung Desa Batu Beriga Kecamatan Lubuk Besar Kabupaten Bangka Tengah, Kamis (3/3/2016) lalu.
Ungkapan spontan ini keluar begitu menyaksikan pasir putih yang membentang dipantai sepanjang 2 KM berhias batuan granit eksotis ditengahnya di kawasan pantai Gusung.
Batu Beriga. (Bangka Pos/ Iwan S)
Sebuah teluk berair jernih dan tenang dengan tumbuhan bakau nan alami tepat membelakangi pantai Gusung menambah indahnya kawasan itu.
Ada dua Gazebo dan jembatan melintasi sungai kecil serta jalan setampak yang sudah di conblock oleh pihak Pemdes Batu Beriga di pantai ini.
Beralih kesisi timur, Anda akan disuguhi pemandangan pantai berpasir putih dihiasi batuan raksasa yang tersusun alami bernama Tanjung Berikat.
Sebuah mercusuar penunjuk arah bagi kapal-kapal yang melintas di laut China Selatan berdiri kokoh menambah cantik pemandangan.
Suara deburan ombak yang memecah di bebatuan granit berwarna kecoklatan serta birunya air laut yang memantulkan warna langit dijamin menentramkan hati siapa saja yang datang kesini.
Desa Batu Beriga adalah sebuah desa yang berada sekitar 60,6 KM dari kota Koba ibukota Kabupaten Bangka Tengah atau ditempuh 3 perjalanan dari Kota Pangkalpinang.
Nama desa ini sendiri diambil dari bebatuan yang tersusun indah yang bertebaran di kawasan tersebut.
"Desa kami ini mayoritas penduduknya berasal dari Pulau Belitung, nama Batu Beriga sendiri berasal dari bahasa Belitung yang artinya batu-batu yang tersusun cantik," ungkap Kades Batu Beriga Endang Setiawan.
Ia menjelaskan, selain memiliki potensi wisata pantai yang masih alami, di desa tersebut masih kuat mempertahankan budaya leluhurnya seperti prosesi Sedekah Laut yang digelar setahun sekali.
Prosesi ini sendiri bermakna sebagai wujud syukur masyarakat setempat atas karunia hasil laut yang mereka dapatkan dan memohon keselamatan saat melaut kepada Yang Maha Kuasa.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.