Gua Pancur Pati: Tempat Wisata di Perut Bumi, Ada Istana Kelelawar hingga Batu Sayap Malaikat
Menjelajah gua horizontal ini bisa menjadi sarana pembuktian diri. Terutama, untuk menguji fisik dan menaklukkan rasa takut.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rika Irawati
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Tetes air dari langit-lagit gua sesekali jatuh dan terasa menembus baju.
Namun, hal itu tak mengganggu mata memandangi indahnya bebatuan di dalam gua.
Apalagi, saat ada yang seolah menyala ketika pantulan air yang mengalir di bebatuan berpadu sinar lampu yang disorotkan.
Gua Pancur, begitu warga sekitar menyebut.
Gua di Dukuh Gasong, Desa Jimbaran, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, ini merupakan gua kars dari Pegunungan Kendeng.
Kondisi dalam gua yang masih alami membuat siapa saja bakal betah menyusuri.
"Dinamakan Gua Pancur karena dulu, saat pertama ditemukan sekitar tahun 1930-an, air dari dalam gua mancur-mancur (mengalir secara deras). Hingga sekarang, dikenal sebagai Gua Pancur," ungkap Ahmad Najib, ketua Gasong Community.
Komunitas inilah yang kini mengelola Gua Pancur sebagai destinasi wisata.
Pengunjung foto di mulut Gua Pancur. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)
Menyusuri Gua Pancur dibutuhkan persiapan dan perbekalan cukup.
Apalagi, panjang gua yang bisa disusuri mencapai 827 meter.
Helm, jaket pengaman serta sepatu tracking atau sandal gunung wajib dikenakan.
Tidak lupa, membawa lampu LED portabel, headlamp atau senter sebagai alat penerangan.