Gua Pancur Pati: Tempat Wisata di Perut Bumi, Ada Istana Kelelawar hingga Batu Sayap Malaikat
Menjelajah gua horizontal ini bisa menjadi sarana pembuktian diri. Terutama, untuk menguji fisik dan menaklukkan rasa takut.
Editor: Malvyandie Haryadi
Warnanya juga berbeda-beda, mulai cokelat, hitam pekat, atau keputihan.
Tak semua bagian di dalam perut bumi ini memiliki ruangan luas.
Di beberapa bagian gua memiliki ketinggian rendah sehingga pengunjung harus membungkuk, bahkan merangkak.
Di bagian lain, jalur susur gua berbentuk lorong dan hanya bisa dilalui satu orang.
Pengunjung pun harus tertib antre agar perjalanan menyusuri gua dan menikmati setiap detail keindahannya tidak terganggu.
"Kami membatasi pengunjung yang masuk. Jumlah maksimal setiap rombongan hanya 15 agar habitat gua tetap terjaga," kata Najib.
Koloni Kelelawar
Di Dalam gua juga bisa ditemukan koloni kelelawar.
Puluhan bahkan ratusan hewan yang terbiasa hidup di kegelapan itu menggantung di langit-langit gua.
Paling banyak, ditemukan di ujung gua yang memiliki langit-langit paling tinggi yang biasa disebut Istana Kelelawar.
Bagian ini merupakan bagian gua tergelap dan memiliki kadar oksigen tak terlalu berlimpah.
Dibutuhkan waktu dua hingga tiga jam untuk menyusuri Gua Pancur.
"Tergantung pengunjungnya juga, berapa lama ingin foto-foto di setiap spot," ujar Najib.
Gasong Community mematok biaya susur gua Rp 20 ribu per orang.