Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Inilah Badong, Celana Dalam Antiselingkuh Terbuat Dari Emas, Dipakai Raja-raja Jawa Zaman Dulu

Inilah badong, celana dalam antiselingkuh yang dipakai raja-raja dan ratu Jawa zaman dulu. Terbuat dari emas.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Inilah Badong, Celana Dalam Antiselingkuh Terbuat Dari Emas, Dipakai Raja-raja Jawa Zaman Dulu
TribunSolo.com/ Galuh Palupi Swastyastu
Inilah badong, celana dalam antiselingkuh yang dipakai raja-raja dan ratu Jawa zaman dulu. Terbuat dari emas. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Galuh Palupi Swastyastu

TRIBUNSOLO.COM, SOLO – Ingin berwisata keraton? Silakan kunjungi Pura Mangkunegaran di Jl Ronggowarsito, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah.

Di pura itu selain terdapat benda-benda kuno dan bersejarah (antara lain kereta kencana dan seperangkat gamelan), juga ada museumnya.

Museum Pura Mangkunegaran Solo mempunyai koleksi unik, yang bernama badong.

Badong merupakan cawat atau celana dalam terbuat dari logam mulia.

Di museum, badong diletakkan di tengah etalase kaca yang menyimpan berbagai macam perhiasan raja dan ratu zaman dahulu.

Pada zaman dahulu, masyarakat percaya badong bisa menjaga keutuhan rumah tangga orang yang memilikinya.


Museum Mangkunegaran, Solo, tampak depan.
 
BERITA TERKAIT

"Dahulu badong ini dipercaya bisa menghindarkan seseorang dari perselingkuhan," kata abdi dalem Pura Mangkunegaran, Joko Pramudyo, akhir Maret lalu.

Badong terdiri dari dua jenis, yaitu badong untuk laki-laki dan badong untuk wanita.

Menurut Joko, raja-raja jaman dahulu sering menggunakan badong ketika sedang berburu atau harus berpisah dari istrinya dalam waktu yang lama.

Badong diberi mantra-mantra khusus dan digunakan untuk menutupi bagian pribadi dari istri raja atau raja. .

Penggunaan badong sekaligus menunjukkan status sosial sang suami.

Dengan melakukan hal tersebut mereka percaya akan terhindar dari perselingkuhan.

Barang unik dari masa lalu ini, sekarang menjadi koleksi Pura Mangkunegaran Solo.

Hanya, ketika TribunSolo.com berkunjung ke sana, tidak diperbolehkan memotret badong, karena alasan keamanan.

Maka, jika Anda penasaran, silakan datang untuk melihatnya, pada hari Senin-Sabtu, pukul 08.30 - 14.00 WIB, atau hari Minggu pukul 08.30 -13.00.

Menurut abdi dalem Joko Pramudyo, badong koleksi Museum Pura Mangkunegaran itu ditemukan di daerah Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri, Jateng antara tahun 1919 sampai 1936.

Pada masa itu pihak istana Mangkunegaran melakukan pengumpulan benda-benda bersejarah yang kemudian dirawat dan dikoleksi.

Hasil pengumpulan tersebut, ditemukan sekitar 800 buah benda bersejarah terbuat dari emas dan perunggu, termasuk badong.

Pohon Langka

Pura Mangkunegaran mempunyai pohon kalpataru yang termasuk tanaman langka.

"Kalau di Solo saya rasa hanya ada di sini," kata abdi dalem Pura Mangkunegaran, Agung, kepada TribunSolo.com pada Kamis (31/3/2016).

Pohon kalpataru ini terdapat di bagian belakang pendopo agung.

Ada tiga buah pohon yang sudah tumbuh setinggi kira-kira tiga meter.

Daun pohon kalpataru berwarna hijau muda dengan bentuk mirip seperti daun pohon jati.

Di Pura Mangkunegaran, pohon ini dapat tumbuh dengan baik.

Padahal pohon kalpataru adalah pohon yang seharusnya hanya dapat tumbuh di atas gunung.

Itu pun sudah jarang ditemui karena memang sudah langka.

Bibit kalpataru yang tumbuh di Pura Mangkunegaran didatangkan dari Malaysia sekitar tiga  tahun lalu.

"Bibitnya didatangkan dari Malaysia, aneh juga sih bisa tumbuh di sini," kata Agung.

"Katanya aura dari pohon kalpataru bisa meredam emosi orang di sekitarnya," tambah di.

Kalpataru sendiri dalam bahasa sansekerta mempunyai arti kehidupan.

Nama kalpataru digunakan sebagai nama penghargaan dari pemerintah untuk kategori lingkungan hidup.

Selain itu, pohon kalpataru juga terdapat dalam relief di candi-candi di Indonesia. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas