Warga Kembali Rayakan Natal di Bethlehem Setelah 2 Tahun Lockdown
Perayaan Natal di Bethlehem berlangsung saat terjadi eskalasi kekerasan yang mematikan di Tepi Barat yang diduduki Israel.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Bagi Rayson Kamalayos yang berkunjung dari India, ini merupakan 'impiannya' berada di Bethlehem. "Kami sebagai orang Kristen diberkati untuk datang ke sini, saya senang berada di sini," kata Kamalayos.
Setelah mencapai rekor angka pariwisata pada 2019, harapan tinggi pemerintah kota itu bahwa 2020 akan menjadi tahun yang lebih baik pun pupus saat virus corona (Covid-19) mendorong Bethlehem menerapkan lockdown ketat di Tepi Barat yang diduduki.
Selama waktu itu, orang harus tinggal di dalam rumah mulai pukul 19.00 hingga 06.00 pagi waktu setempat pada setiap malam dan sepanjang hari pada Jumat dan Sabtu serta akhir pekan Palestina.
Aturan inilah yang akhirnya membatasi pertemuan keluarga yang meriah. Menonton pawai dari balkon yang penuh sesak bersama teman dan kerabat pun tidak diperbolehkan.
"Tingkat hunian lebih dari 90 persen, semua orang berinvestasi di sektor ini, sekarang (bisnis ini) sudah mati. Sangat menyedihkan melihatnya," kata seorang Manajer hotel, Mariana al-Arja pada 2 tahun lalu.
Baca juga: Zelenskyy Sampaikan Pesan Natal yang Menantang, Setelah Serangan Rusia
"Namun kini Bethlehem, di mana ekonomi bergantung pada sektor pariwisata, melihat 'semakin banyak turis'. Tahun lalu kami merayakan Natal selama pandemi dan tanpa turis. Tahun ini, kami merayakan Natal dengan turis yang datang ke Palestina, ke Bethlehem dari seluruh dunia," kata Menteri Pariwisata Palestina Rola Maayah.