Tribunners
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Gali Potensi Berbekal Keunggulan Otak
Manusia itu unik, tidak ada yang sama. Pada saat dilahirkan, setiap orang memiliki blue print yang telah ditetapkan oleh pencipta.
Editor: Ade Mayasanto
Laporan Ishaq Rahman dari Makassar
MANUSIA itu unik, tidak ada yang sama. Pada saat dilahirkan, setiap orang memiliki blue print yang telah ditetapkan oleh pencipta. Hanya saja, tidak ada manual book yang disertakan pada setiap manusia. Sehingga seringkali orang tua salah mendesain masa depan untuk anaknya.
Hal itu diungkapkan Andy Kurniawan, seorang Konsultan Self-Development di Makassar, dalam diskusi di Warkop Zaky, Jl. Pelita, Makassar.
Ia membagikan pengalaman melakukan terapi terhadap banyak orang -yang tentu saja ia sembunyikan identitasnya-. Menurut Andy, setiap manusia itu memiliki otak kiri dan kanan yang mempengaruhi sikap dan karakternya. Sifat otak kanan itu matematis, sementara otak kiri itu lebih mempengaruhi kreativitas.
"Kita seringkali keliru menyamakan standar, seolah-olah seorang yang disebut cerdas itu yang jago matematika saja," kata Andy Kurniawan.
Sayangnya, sekolah dan pendidikan di Indonesia dipenuhi paradigma seperti itu. Maka, diciptakanlah standar-standar sepihak, seperti juara kelas. Padahal, seseorang yang tidak pandai dalam pelajaran di sekolah, tidak berarti merupakan seorang yang tidak cerdas. Banyak orang putus sekolah yang menjadi sosok berhasil dalam kehidupan. Sebab, potensi kecerdasan yang ada pada dirinya justru tereksploitasi pada saat ia lepas dari kungkungan sistem pendidikan.
Kuncinya, menurut Andy, adalah penggalian potensi diri yang ada pada setiap manusia. "Kita tidak bisa menyamakan pendekatan dalam pengembangan diri bagi setiap orang", kata Andy.
Diskusi yang berlangsung santai ini diikuti oleh Mirwan Vauly (seorang pengusaha dan konsultan pertambangan dari Jakarta), Mattewakkan (pengurus LeDO), Arief Wicaksono (dosen Universitas 45), Muhammad AY (konsultan website Metakindo), Risal Suaib (mahasiswa magister Ilmu Politik UGM), dan Nura Marhamah (karyawati dari Merauke, Papua).
MANUSIA itu unik, tidak ada yang sama. Pada saat dilahirkan, setiap orang memiliki blue print yang telah ditetapkan oleh pencipta. Hanya saja, tidak ada manual book yang disertakan pada setiap manusia. Sehingga seringkali orang tua salah mendesain masa depan untuk anaknya.
Hal itu diungkapkan Andy Kurniawan, seorang Konsultan Self-Development di Makassar, dalam diskusi di Warkop Zaky, Jl. Pelita, Makassar.
Ia membagikan pengalaman melakukan terapi terhadap banyak orang -yang tentu saja ia sembunyikan identitasnya-. Menurut Andy, setiap manusia itu memiliki otak kiri dan kanan yang mempengaruhi sikap dan karakternya. Sifat otak kanan itu matematis, sementara otak kiri itu lebih mempengaruhi kreativitas.
"Kita seringkali keliru menyamakan standar, seolah-olah seorang yang disebut cerdas itu yang jago matematika saja," kata Andy Kurniawan.
Sayangnya, sekolah dan pendidikan di Indonesia dipenuhi paradigma seperti itu. Maka, diciptakanlah standar-standar sepihak, seperti juara kelas. Padahal, seseorang yang tidak pandai dalam pelajaran di sekolah, tidak berarti merupakan seorang yang tidak cerdas. Banyak orang putus sekolah yang menjadi sosok berhasil dalam kehidupan. Sebab, potensi kecerdasan yang ada pada dirinya justru tereksploitasi pada saat ia lepas dari kungkungan sistem pendidikan.
Kuncinya, menurut Andy, adalah penggalian potensi diri yang ada pada setiap manusia. "Kita tidak bisa menyamakan pendekatan dalam pengembangan diri bagi setiap orang", kata Andy.
Diskusi yang berlangsung santai ini diikuti oleh Mirwan Vauly (seorang pengusaha dan konsultan pertambangan dari Jakarta), Mattewakkan (pengurus LeDO), Arief Wicaksono (dosen Universitas 45), Muhammad AY (konsultan website Metakindo), Risal Suaib (mahasiswa magister Ilmu Politik UGM), dan Nura Marhamah (karyawati dari Merauke, Papua).
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com