Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Blog Tribunners

Menciptakan Elektabilitas Semu

Survey sejatinya adalah sebuah metode dalam melakukan penelitian

Penulis: relawan sumsel
Editor: Widiyabuana Slay
zoom-in Menciptakan Elektabilitas Semu
TRIBUN SUMSEL/M.AWALUDDIN FAJRI
Gubernur Sumatera Selatan H Alex Noerdin menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) Monorel Sumatera Selatan antara Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dengan PT True North Bridge Capital di lantai 2 Hotel Ritz Carlton Jakarta, Selasa (22/1/2013). Dengan dilakukannya penandatangan Mou ini maka Provinsi Sumatera Selatan menjadi Provinsi pertama dan kota Palembang menjadi kota pertama yang merealisasikan monorel sebagai moda transportasi (TRIBUNSUMSEL/M.A.FAJRI) 
TRIBUNNEWS.COM - Survey sejatinya adalah sebuah metode dalam melakukan penelitian untuk mengungkapkan fakta dari sebuah fenomena empiris. Sebuah penelitian tak bisa dilepaskan dengan metode-metode yang sudah dibakukan secara ilmiah. Validitas dari sebuah hasil penelitian tergantung kepada metode dan instrumen penelitian yang dipilih. Apabila pemilihan metode dan instrumen yang dipakai dalam sebuah penelitian dilakukan dengan benar dan tepat, maka hasil yang diperoleh dapat dikatakan valid dan akurat.
Jelang pilkada Gubernur di Sumsel, survey-survey yang kemukakan elektabilitas Bakal Calon Gubernur ramai bermunculan baik di media cetak lokal maupun media online di Sumatera Selatan. Beragam hasil ditunjukkan oleh survey-survey dari berbagai lembaga tersebut. Akan tetapi sangat disayangkan, sebagian besar lembaga tidak transparan mengemukakan metode yang dipakai dalam melakukan survey itu. Alhasil hasil survey yang dipublikasi sebenarnya tidak dapat sepenuhnya dipakai sebagai acuan karena dikhawatirkan cacat metode.
Dalam pantauan, ada beberapa lembaga survey yang melakukan survey terkait pilgub Sumsel dengan metode yang tidak akurat bahkan cenderung cacat. Cacat dalam hal ini diartikan bahwa survey tersebut tidak mengacu pada kidah-kaidah ilmu statistik yang relevan. Salah satu lembaga survey yang terindikasi melakukan survey yang cacat metode adalah Cyrus.
Cyrus diketahui adalah lembaga survey yang disewa oleh salah satu bakal calon gubernur, Ridwan Mukti. Melalui informasi beberapa pengamat yang mengaku memantau manuver Cyrus, terindikasi Cyrus berusaha mengakal-akali angka elektabilitas Ridwan Mukti dengan survey yang tidak sesuai dengan metode statistik. Cyrus berusaha menciptakan angka elektabilitas yang lumayan tinggi buat Ridwan Mukti agar nanti dapat digunakan untuk membentuk opini masyarakat bahwa RM sudah populer di Sumsel.
Cara yang digunakan Cyrus adalah melakukan survey di daerah-daerah yang baru saja dikunjungi oleh roadshow-nya Ridwan Mukti. Jadi, Ridwan Mukti bersama tim suksesnya lakukan roadshow dan pencitraan di berbagai daerah lalu kemudian berkoordinasi dengan Cyrus agar lakukan survey di daerah-daerah yang sudah dikunjungi tersebut. Hasilnya, tentu saja angka elektabilitas Ridwan Mukti mendapakan peringkat yang memuaskan. Sementara daerah-daerah lain yang belum didatangi tidak diambil sebagai sampel penelitian untuk menilai elektabilitas RM.
Cara-cara seperti ini tidaklah sesuai dengan kaidah metodologi penelitian yang benar. Cara pengambilan sampel (teknik sampling) yang dilakukan Cyrus ini jelas tidak bisa dijadika acuan. Survey yang bisa dipertanggung-jawabkan seyogyanya memperhatikan teknik sampling secara cermat. Cyrus juga diragukan menggunakan instrumen penelitian yang valid karena tidak pernah diungkap instrumen apa yang dipakai (apakah itu wawancara, kuisioner atau kedua-duanya).
Dengan survey yang cacat metode seperti ini, maka elektabilitas Ridwan Mukti yang angkannya bagus itu hanya semu belaka. Menurut seorang sumber yang tak mau disebutkan namanya, elektabilitas semu inilah yang berusaha dipakai oleh tim sukses RM untuk mempengaruhi DPP Golkar agar menjatuhkan pilihan kader yang akan diusung kepada RM. Akan tetapi, DPP Golkar tidak bodoh, mereka lebih berpatokan kepada hasil survey Indobarometer yang relatif lebih akurat dan tidak cacat metode sehingga akhirnya kader yang dipilih untuk pilgub Sumsel adalah Alex Noerdin.
Terkait dengan aktivitas survey politik jelang pemilu, Pengamat Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto mengimbau kepada sejumlah media massa untuk waspada dan berhati-hati dalam melaporkan hasil survey lembaga tentang parpol dan calon tertentu (Jakarta/25/01/2013). Dia mengimbau media untuk meminta keterangan dan bukti-bukti yang jelas terkait riset tersebut.
“Harus jelas dengan ‘margin error’ (kekeliruan kecil)nya, metodologinya, karena riset pun bisa jadi informasi menyesatkan untuk parpol dan terutama pemillih,” katanya.
Dia menyebutkan terdapat beberapa hasil survey yang mengaku dilakukan secara nasional tetapi hanya di beberapa provinsi, kabupaten-kota saja. Gun Gun juga mengusulkan batasan kampanye melalui media massa, baik cetak, elektronik maupun online.
Setali tiga uang dengan perkataan Gun Gun, survey yang dilakukan Cyrus meng-klaim dalam skala provinsi namun faktanya survey cuma dilakukan di kecamatan-kecamatan bahkan di kelurahan-kelurahan tertentu yang sebelumnya sudah dikontaminasi dengan pencitraan terlebih dahulu. Tindakan menciptakan elektabilitas semu ini semoga tidak berlanjut pada pemilu-pemilu yang akan datang. Elektabilitas semu bisa menyesatkan masyarakat dan mengantar nasib demokrasi ke arah yang dekonstruktif.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas