Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Saat Wartawan Melihat Musibah, Harusnya Meliput Atau Menolong Dulu?
Ketika wartawan melihat musibah, harusnya dia meliput atau menolong dulu? Pertanyaan kritis mahasiswa UIN Jakarta.
Editor: Agung Budi Santoso
Versi lain menyebut, profesi sebagai fotografer jurnalistik sering membawanya menjadi saksi peristiwa-peristiwa keji, seperti orang yang dibakar hidup-hidup ataupun orangyang dibantai beramai-ramai di tengah keramaian. Carter tidak tahan hidup menjadi saksi kekejaman. Ia memilih mengakhiri hidupnya.
"Aspek kemanusiaan tentu tak boleh diabaikan, tentunya setelah menyelesaikan tugas jurnalistik," kata Agung.
Pelatihan jurnalistik di Aula FISIP UIN Jakarta pada hari itu memang berlangsung seru. Cukup banyak mahasiswa yang kritis dalam mengajukan pertanyaan.
"Apa sih parameternya seorang wartawan itu sukses melaksanakan tugas jurnalistiknya?" tanya mahasiswa lainnya.
Narasumber lantas menjawab, setidaknya ada dua parameter sederhana mengukur keberhasilan seorang jurnalis di lapangan.
"Pertama, ketika dia bisa mendapat berita yang memiliki magnitude (pengaruh besar) terhadap orang banyak. Kedua, apabila seorang jurnalis bisa mendapatkan beritaeksklusif, tidak didapat media lain," tutur Agung Budi.
Ada juga mahasiswa yang mempersoalkan kepemilikan mayoritas saham media di tangan pengusaha-pengusaha yang berafiliasi ke partai politik tertentu. Bahkan, pengusaha media tersebut jadi pucuk pimpinan di parpol.
"Kalau pemilik media orang parpol, ini kan bisa membuat institusi penyiarannya menjadi tidak netral, memihak, partisan dan membela hanya golongan dia saja?" tanya Hendra Sunandar, sang moderator diskusi, ikutan nimbrung bertanya.
Ada juga mahasiswa yang menyorot tulisan-tulisan media yang cenderung provokatif. Ada juga pertanyaan dari mahasiswa bernama Alfi Syahrin yang menanyakan potensi kekuatan mahasiswa dalam menjatuhjan sebuah rezim kekuasaan yang lalim.
Dan masih banyak pertanyaan lain yang membuat seru pelatihan jurnalistik dan dijawab satu persatu oleh narasumber Agung Budi Santoso yang juga editor di situs berita Tribunnews.com itu.
Selain dari Tribunnews.com, pelatihan jurnalistik di Aula FISIP UIN Syarif Hidayatullah juga menghadirkan narasumberHassan Kurniawan dari Sindonews.