Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Dr Taruna Ikrar, MD, PhD: Puasa Memperbaharui Struktur Otak

Lewat puasa sebulan penuh, berdasarkan plastisitas, neurogenesis, dan fungsional kompensasi, jaringan otak diperbarui.

Editor: Dahlan Dahi
zoom-in Dr Taruna Ikrar, MD, PhD: Puasa Memperbaharui Struktur Otak
ISTIMEWA
Elastisitas sel saraf otak selama fase plastisiti. 

Gambar Elastisitas Sel Saraf Otak selama fase plastisiti

Perubahan Fungsional

Berdasarkan faktor yang memengaruhi fungsi otak itu, muncul pertanyaan, bagaimana kondisi biologis, psikologis, dan fungsional otak saat berpuasa?

Berpuasa secara hakikat bukan hanya menahan dahaga dan lapar. Lebih dari itu, suatu latihan psikis, mental, dan fisik biologi.

Secara psikis, orang berpuasa kian memiliki jiwa dan perilaku sehat. Secara biologi, diharapkan bermanfaat bagi kesehatan.

Puasa menahan dahaga dan lapar sekitar 14 jam.

Selama itu, tubuh mengalami proses metabolisme/makanan didaur ulang sekitar delapan jam.

Berita Rekomendasi

Rinciannya, empat jam makanan disiapkan dengan keasaman tertentu dibantu asam lambung dan dikirim ke usus.

Empat jam kemudian, makanan diubah jadi sari-sari makanan di usus kecil, lalu diserap pembuluh darah dan dikirim ke seluruh tubuh. Sisa waktu enam jam adalah waktu ideal bagi sistem pencernaan untuk istirahat.

Perubahan Struktur Otak
Berpuasa melatih seseorang hidup teratur, disiplin, dan mencegah kelebihan makan. Menyehatkan tubuh karena makanan terkait erat metabolisme tubuh.

1). Karena ada fase istirahat setelah fase pencernaan normal—6-8 jam—pada fase itu terjadi degradasi lemak dan glukosa darah.

Terjadi pula peningkatan high density lipoprotein (HDL) dan apoprotein alfa1 serta penurunan low density lipoprotein (LDL).

Ini amat bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah karena HDL berefek baik bagi kardiovaskular, sedangkan LDL berefek negatif bagi pembuluh darah.

Itu menjauhkan serangan jantung dan pembuluh darah.

Halaman
1234
Tags:
Sumber: TribunJakarta
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas