Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Dr Taruna Ikrar, MD, PhD: Puasa Memperbaharui Struktur Otak
Lewat puasa sebulan penuh, berdasarkan plastisitas, neurogenesis, dan fungsional kompensasi, jaringan otak diperbarui.
Editor: Dahlan Dahi
Ilustrasi struktur otak manusia.
Secara prinsip, otak melayani fungsi penting kehidupan. Melalui indra penglihatan, penciuman, sentuhan, rasa, dan pendengaran, otak menerima banyak pesan bersamaan.
Otak mengontrol pikiran, memori, gerakan tangan dan kaki, serta fungsi semua organ dalam tubuh.
Otak adalah struktur yang sangat terorganisasi, terdiri atas ratusan miliar sel saraf (neuron) yang berhubungan. Jumlah jejaringnya ribuan triliun sel saraf (sinaps).
Banyak faktor memengaruhi fungsi otak, antara lain faktor genetik, psikologi/kejiwaan, lingkungan, makanan, dan minuman.
Secara khusus, dalam ilmu saraf dikenal istilah plastisitas otak.
Plastisitas otak mengacu pada kapasitas sistem saraf untuk mengubah struktur dan fungsinya sebagai reaksi terhadap keragaman lingkungan.
Tiga bentuk utama dari plastisitas jaringan otak yang dapat dijelaskan adalah plastisitas sinaptik, neurogenesis, dan fungsional kompensasi.
1). Plastisitas sinaptik adalah ketika otak terlibat pembelajaran dan pengalaman baru, akan terjadi interaksi dan jejaring baru pada hubungan sel-sel saraf di otak.
2). Neurogenesis merupakan proses kelahiran dan proliferasi neuron baru di otak. Sel-sel saraf baru ini akan bermigrasi ke sejumlah daerah di otak di mana mereka dibutuhkan merehabilitasi/menggantikan sel-sel yang rusak/mati (Gambar 2: regenerasi sel-sel saraf).
3). Fungsional kompensasi ialah pada saat seseorang menua, plastisitas otak menurun. Namun, tak semua orang yang lebih tua berkinerja lebih rendah.
Bahkan ada yang mengalami pencapaian kinerja lebih baik dibandingkan dengan yang lebih muda.
Istilah neurosains, fenomena itu disebut fungsional kompensasi.