Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Sidang Novanto Tertutup, NasDem: Ini Tontonan Politik Terkonyol
“Ini tontonan politik terkonyol, dari lembaga yang anggotaya berpredikat terhormat,” ujar Luthfi.
Oleh : Fraksi NasDem
TRIBUNNERS - Sidang ketiga Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) dengan agenda pemeriksaan terlapor Ketua DPR Setya Novanto berlangsung tertutup.
Keputusan itu ditetapkan sekitar satu jam setelah Setya Novanto memasuki ruang sidang, yang dilanjutkan rehat.
Pascarehat, sidang akan dipimpin anggota MKD dari Fraksi Golkar Kahar Muzakkir yang dikenal cukup vokal membela kepentingan Setya Novato.
Keputusan ini menyimpan tanda tanya publik, di tengah optimisme untuk memperbaiki citra DPR selaku lembaga tinggi negara yang tengah berbenah. Beberapa saat sebelum sidang, salah satu anggota MKD, Akbar Faizal menyebut, sidang MKD yang menghadirkan Setya Novanto ini harus tetap dilaksanakan terbuka.
“Publik berhak tahu, apa yang terjadi dalam sidang etika yang memproses dugaan pelanggaran oleh wakilnya di DPR,” ujarnya, Senin (7/12/2015).
Meski demikian, Akbar tak menampik bahwa kelompok pendukung Novanto berkeinginan menyeleggarakan sidang kali ini secara tertutup. Sampai siaran pers ini ditulis, MKD belum memberi penjelasan terkait jalannya sidang MKD hingga sampai pada keputusan untuk diselenggarakan tertutup.
Anggota Komisi II DPR dari Fraksi Partai NasDem, Luthfi Andi Mutty menyesalkan keputusan pelaksanaan sidang secara tertutup itu. Begitu keputusan sidang tertutup disiarkan di media, Luthfi langsung menyampaikan responnya melalui telpon seluler.
“Ini tontonan politik terkonyol, dari lembaga yang anggotaya berpredikat terhormat,” ujar Luthfi.
Politikus asal Sulawesi Selatan ini menyebut bahwa 100 persen anggota DPR dipilih oleh rakyat, tapi para anggotanya kerap 'mengangkangi' aspirasi rakyat.
Kali ini cukup parah, mengingat sidang MKD yang diselenggarakan oleh lembaga penegak etika DPR pun turut melakukan pengangkangan itu.
Tak heran, jika persepsi publik menempatkan DPR sebagai salah satu lembaga negara yang paling tidak dipercaya rakyat. Mengutip hasil survey Indobarometer pada September 2015, Luthfi menyebut tingkat kepercayaan DPR hanya tercatat di bawah 50 persen. Angka itu jauh di bawah lembaga negara seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (82 persem), Tentara Nasional Indonesia (81 persen) atau lembaga kepresidenan (78 persen).
“Ini sebuah anomali. Lembaga yang anggotanya dipilih rakyat, tapi tidak dipercaya oleh rakyat sendiri,” tutur Luthfi.
Lebih lanjut, Luthfi menegaskan bahwa dirinya bersama Fraksi Partai NasDem tetap berkomitmen untuk menegakkan marwah DPR. Dia yakin, perwakilan Fraksi NasDem di MKD akan tetap membuktikan bahwa platform “Gerakan Perubahan” yang diusung NasDem bukan sekedar slogan kosong.
Akbar Faizal sendiri, selaku anggota MKD belum bersedia memberikan penjelasannya terkait proses persidangan MKD, yang berujung pada keputusan penyelenggaraan sidang tertutup. Saat naik lift DPR di sela-sela rehat sidang, legislator Fraksi NasDem ini tak henti melontarkan umpatan terkait keputusan sidang MKD.
“Nggak bisa seperti ini. Kemarin Sudirman Said terbuka, Maroef Sjamsudin terbuka, masa yang sekarang aktor kunci Setya Novanto tertutup!” kata Akbar dengan nada tinggi.
Sampai siaran pers ini ditulis, Akbar masih menolak memberikan keterangannya terkait proses persidangan MKD hari ini. Dia menyatakan bahwa kondisinya sedang tidak fokus untuk diwawancara, karena proses sidang MKD yang mengecewakan.