Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Tradisi Natal Swedia Dirayakan di IKEA Alam Sutera
Lilin-lilin ini merupakan simbol dari kekuatan api yang tak mampu membakar tubuh Santa Lucia yang menerima sanksi dibakar hidup-hidup.
Oleh : Tiyuk Grahayu
TRIBUNNERS – IKEA Indonesia, akan menggelar tradisi Natal Swedia yang dikenal dengan ”Santa Lucia” pada tanggal 13 Desember 2015. Kegiatan itu dilaksanakan untuk ikut merayakan hari raya Natal 2015.
Manajer Marketing IKEA Indonesia, Eliza Fazia mengatakan, ”Kami mengajak masyarakat Indonesia untuk berkunjung ke IKEA Alam Sutera untuk menyaksikan tradisi Natal Swedia yang unik ini, sebab hanya dirayakan sekali setahun. Tentu akan menarik menyaksikan prosesi budaya Skandinavia yang hadir ditengah masyarakat Indonesia di toko IKEA dalam menyambut hari Natal.”
Rencananya kegiatan akan dilaksanan di IKEA Alam Sutera pada pukul 12.00 WIB.
Bagi masyarakat Swedia, tanggal 13 Desember dirayakan sebagai ”Hari Lucia”, dan dirayakan melalui sebuah seremoni dimana seorang perempuan muda akan dipilih berperan sebagai Lucia. Ia akan mengenakan sebuah gaun putih dengan ikatan pita pinggang berwarna merah dan mahkota lilin di kepalanya, dan bersama perempuan lainnya yang masing-masing membawa lilin berjalan dalam suatu prosesi.
Lilin-lilin ini merupakan simbol dari kekuatan api yang tak mampu membakar tubuh Santa Lucia yang menerima sanksi dibakar hidup-hidup.
Para perempuan yang mengiringinya kemudian akan menyanyikan lagu Santa Lucia dengan melodi tradisi Neapolitan, untuk menceritakan bagaimana Lucia bergelut dengan kegelapan melalui cahaya yang ada.
Setelah selesai menyanyikan lagu tersebut, akan diperdengarkan beberapa lagu Natal atau lagu-lagu lainnya tentang Lucia.
Tradisi yang ditampilkan dengan gaun putih dengan lilin-lilin sebagai mahkotanya berawal pada abad ke 16 dari Danau Vanern, tetapi menjadi semakin populer di Swedia mulai tahun 1900.
Terdapat versi lain tentang Lucia sebagaimana digambarkan oleh Carl Larsson seorang pelukis terkenal Swedia.
Dalan versi Larsson yang digambar pada tahun 1908, menceritakan bahwa anak perempuan tertua yaitu Lucia, sambil mengenakan mahkota lilin, membawakan kopi dan rotisaffron buns, juga dikenal dengan ”lussekatter”, kemudian memberikannya kepada orang tuanya, sambil menyanyikan lagu ”Lucia”.
Sementara anak-anak perempuan lainnya, mengenakan gaun putih serupa, masing-masing membawa sebuah lilin ditangannya mengikuti prosesi tersebut.
Kini, sejak tahun 1927 di Swedia diadakan prosesi Santa Lucia secara nasional. Tradisi modern tersebut diawali pada tahun 1927 ketika sebuah koran di Stockholm memilih seorang ”Lucia resmi” bagi kota Stockholm pada tahun itu.
Inisiatif tersebut kemudian ditiru di berbagai wilayah hingga sekolah-sekolah di Swedia melalui koran setempat untuk memilih seorang ”Lucia” setiap tahunnya.Mereka biasanya mengunjungi pusat-pusat perbelanjaan, rumah jompo, gereja, dan kemudian menyanyikan lagu-lagu Natal sambil memberikan kue-kue lussekatter dan lainnya.
Di toko IKEA Alam Sutera, rangkaian kegiatan Santa Lucia akan dilanjutkan dengan lomba mendekor kue jahe berbentuk rumah (Gingerbread house) untuk anak-anak pada tanggal 19 Desember 2015.
”Kami mengundang masyarakat untuk datang ke Toko IKEA di Alam Sutera pada tanggal tersebut, untuk menyaksikan rangkaian acara akhir tahun a la Swedia sambil mendapatkan inspirasi mendekor rumah,” ujar Eliza.
Pendaftaran untuk mengikuti kegiatan mendekor rumah kue jahe dapat dilakukan di konter informasi dekat pintu masuk toko.