Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Laznas BMH Berangkatkan Dai Tangguh Umroh
Sebagai bentuk apresiasi terhadap komitmen dakwah para dai yang telah mewakafkan diri dan keluarganya untuk membina masyarakat di pedalaman dan perbat
Ditulis oleh : Humas BMH
TRIBUNNERS - Sebagai bentuk apresiasi terhadap komitmen dakwah para dai yang telah mewakafkan diri dan keluarganya untuk membina masyarakat di pedalaman dan perbatasan Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah, terus melanjutkan program apresiasi dai tangguh berupa keberangkatan umroh.
Daerah pedalaman adalah daerah yang tidak mudah dijangkau dengan fasilitas yang sangat-sangat terbatas.
Tidak saja dibutuhkan kekuatan mental tetapi juga kemampuan fisik dan strategi dalam menjalankan dakwah.
Daerah Merauke dan Papua pada umumnya, para dai sudah harus siap berhadapan dengan ancaman penyakit Malaria.
Sedangkan daerah perbatasan adalah daerah-daerah yang memang selain jauh juga tidak banyak yang berminat hadir di daerah-daerah seperti ini, apalagi untuk berdakwah.
Alhamdulillah dai tangguh BMH hadir di setiap perbatasan NKRI ini, di antaranya di Merauke Papua.
Supendi selaku direktur utama Laznas BMH mengatakan bahwa program ini adalah program yang didukung banyak pihak, karena rasa haru terhadap kiprah dan komitmen para dai tangguh dalam berdakwah.
"Ya, apresiasi dai tangguh berupa umroh ini mendapat antusiasme tinggi dari berbagai pihak. Entah mengapa, yang jelas, sebagian dari donatur BMH selalu menitikkan air mata kala mendengar kisah perjuangan para dai tangguh dalam menekuni dunia dakwah,” ujarnya.
“Tahun 2016 BMH akan memberangkatkan 4 dai tangguh untuk umroh, yaitu Ust Ahmad Al-Jufri yang bertugas dakwah di ujung timur Indonesia, Merauke-Papua, kemudian Ust Damanhuri, daerah tugas Palembang dan Ust Ismail Kalosi daerah tugas Enrekang, Sulawesi Selatan. Serta Ust. Hudri Yahya daerah tugas Morotai yang karena kondisinya belum sehat, sehingga belum bisa berangkat bersama," katanya.
Dari empat dai tangguh tersebut, Ustadz Ismail Kalosi adalah dai yang spesial.
Beliau telah lama tidak bisa mendengar disebabkan serangan Malaria saat bertugas malang melintang di Papua. Namun, pria berusia 55 tahun itu tidak sedikit pun merasa terbebani dengan ujian yang dialaminya tersebut.
Hal ini terungkap kala diwawancara dengan menggunakan tulisan di atas secarik kertas yang dibacanya. Dengan cepat Ismail Kalosi menjawab, “Ya, ini ujian tidak seberapa. Nabi Muhammad jauh lebih berat ujiannya daripada kita ini. Giginya patah, pipinya terluka dan bahu kanannya sempat lama tidak bisa digerakkan.”
Dalam umrohnya nanti, mereka akan berdoa untuk kebaikan bangsa dan negara, kebaikan umat Islam. “Ya, insya Allah kami akan berdoa yang terbaik buat bangsa dan negara ini, buat umat Islam, khususnya dakwah Islam, sehingga negeri ini menjadi negeri yang Allah ridhoi,” kata Damanhuri.