Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Mengapa Harga Beras Tinggi Ini Alasannya
Pada saat Indonesia sedang menghadapi El-Nino 2015, diberitakan besar-besaran bahwa data pangan BPS tidak valid dan negara dalam kondisi terancam pang
Data ARAM-II BPS 2015, menyatakan produksi padi 74,99 juta ton GKGatau 5,85% dan stock beras cukup ternyata kini telah terkonfirmasi dengan fakta lapangan dan nyata memang benar adanya.
Semestinya para pakar bertanggungjawab terhadap berbagai statemen selama ini yang ternyata tidak terbukti dan tidak sesuai fakta yang ada.
Kini isu pemberitaan paling seksi sudah bergeser dengan mengatakan harga beras Indonesia termahal di dunia akibat biaya produksi belum efisien termasuk pemanfaatan subsidi pupuk dan benih.
Sebaliknya berita kondisi petani kini sedang menangis minta pertolongan karena harga gabah jatuh saat memasuki panen raya, tidak mendapat perhatian sama sekali.
Fakta lapangan bahwa harga beras di negara lain tidak jauh berbeda dengan di Indonesia. Hasil penelusuran ke pasar tradisional Cho Tanh Dinh, di Kota Ho Chi Minh, Vietnam pada tanggal 13 Desember 2015 menunjukkan harga beras berkisar 18.000-24.000 Vietdong tergantung jenis dan kualitasnya.
Harga beras di Vietnam ini bila dikonversi ke rupiah setaraRp 10.711-14.282/ kg. Untuk diketahui nilai tukar 22.500 vietdong/USD dan Rp 13.389/USD.
Di Vietnam juga terdapat beras mahal harga 50.000-147,000 Vietdong dan terdapat beras murah Rp 15.000 Vietdong.
Harga beras medium di Vietnam tersebut tidak jauh berbeda dengan harga beras di Indonesia saat ini berkisar Rp 7.200-13.500/kg tergantung jenis dan kualitas berasnya.
Fakta harga lapangan ini juga mematahkan berita bahwa beras impor dari Vietnam jauh lebih murah yaitu Rp 6.000-7.000/kg.
Apakah terjadi praktek dumping, silahkan dikaji lebih mendalam.
Pakar hanya menganalisis secara dangkal dan menyimpulkan bahwa harga beras Indonesia tinggi akibat proses produksi biaya mahal.
Untuk diketahui harga beras Indonesia tidak mencerminkan harga di petani sesungguhnya.
Mengacu survei Struktur Ongkos Usahatani (SOUT BPS 2014) bahwa biaya produksi padi sawah Rp 17,17 juta/ha dan padi ladang Rp 10,2 juta/ha.
Harga beras Indonesia tidak mencerminkan efisiensi usaha tani dan biaya produksi, melainkan karena dari faktor distribusi, tata niaga, struktur pasar dan perilaku pasar.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.