Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

KAMMI Menolak Penambahan Anggaran Densus 88 Ini Alasannya

Di tengah mencuatnya dugaan kesalahan prosedur yang mengakibatkan tewasnya Siyono (34), dikabarkan bahwa Polri bakal memperoleh anggaran Rp 1 triliun

zoom-in KAMMI Menolak Penambahan Anggaran Densus 88 Ini Alasannya
SURYA/SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO
PENANGKAPAN TERDUGA TERORIS - Personel Densus 88 Anti Teror membawa terduga teroris naik bus untuk dipindahkan ke Jakarta di Markas Brimob Polda Jatim Detasemen B Pelopor Ampeldento, Malang, Rabu (2/3/2016).. Densus 88 Anti Teror menangkap dua terduga teroris jaringan Romli Cs yang bersembunyi di lereng Gunung Semeru. SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO 

Ditulis oleh : Humas PP Kammi

TRIBUNNERS - Di tengah mencuatnya dugaan kesalahan prosedur yang mengakibatkan tewasnya Siyono (34), dikabarkan bahwa Polri bakal memperoleh anggaran Rp 1 triliun untuk memperkuat kapasitas personel pasukan Datasemen Khusus 88 (Densus 88).

Rencananya, anggaran ini akan diajukan pemerintah dalam RAPBN-P 2016. Alasannya, pemerintah sedang memperkuat kapasitas aparat penegak hukum, baik dari sisi penganggaran maupun penguatan kewenangan dengan revisi regulasi.

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) tegas menolak rencana penambahan anggaran APBN-P untuk Densus 88 itu.

"Penambahan ini sangat tidak layak. Sejak dibentuk, Densus 88 telah membunuh 121 orang tanpa proses hukum, padahal negara Indonesia merupakan negara hukum,” kata Aza El Munadiyan, Ketua Bidang Kebijakan Publik Pengurus Pusat KAMMI.

Terlebih lagi, lanjut Aza, laporan keuangan Densus 88 selama ini tidak transparan dan akuntabel.

“Dana yang diperoleh dari bantuan luar negeri dan APBN tidak pernah terang benderang. Efektifitas dan efisiensi anggaran pun tidak terjadi,” tuturnya.

Berita Rekomendasi

Aza juga menilai kebijakan penambahan anggaran tersebut juga tidak tepat lantaran kondisi ekonomi masyarakat Indonesia saat ini sedang lesu.

“Kinerja Densus 88 pun bisa disebut gagal. Setelah bertahun-tahun masih saja marak adanya tindakan terorisme. Bisa jadi terorisme saat ini bukan lagi kegiatan teror ideologis, namun mengarah kepada proyek teror dengan meminjam kedok  agama Islam,” tutupnya.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas