Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners

Tribunners / Citizen Journalism

Harapan dari Masyarakat di Perbatasan untuk Menteri Pendidikan yang Baru

Bagi mereka, tidak penting ada isu atau siasat apa di balik reshuffle. Hal yang pasti adalah mendikbud baru berarti harapan baru bagi masyarakat

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Harapan dari Masyarakat di Perbatasan untuk Menteri Pendidikan yang Baru
Fachri Fachrudin
Menteri Kebudayaan dan Pendidikan,Muhadjir Effendy, mengawali hari pertama kerja, Kamis (28/7/2016) pagi ini. 

PENULIS: Dedy Ibmar, Mahasiswa KKN Kebangsaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

TRIBUNNERS - Bola panas reshuffle kabinet kerja jilid 3 sejauh ini masih menjadi bahan pembicaraan media-media. Reshuffle ini terbilang kontroversial di mata masyarakat.

Sebab terdapat beberapa nama mentri yang sejauh ini dinilai masih mumpuni menjabat sebagai menteri, terpaksa harus diganti menjadi nama lain yang sebelumnya bahkan jarang didengar publik.

Salah satunya ialah pertanyaan-pertanyaan mengenai alasan digantinya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan.

Banyak masyarakat melihat bahwa Anies Baswedan adalah sosok yang masih pantas memegang jabatan tersebut.

Pendiri Gerakan Indonesia mengajar ini dinilai memiliki pengalaman baik dalam hal pendidikan.

Tak hanya itu, Anies juga merupakan sosok yang banyak diharapkan masyarakat sebagai pemimpin bangsa di masa depan.

BERITA TERKAIT

Maka wajar-wajar saja apabila terdapat dugaan-dugaan di masyarakat bahwa direshufflenya Anies, hanyalah siasat politik Jokowi semata untuk menumbangkan Anies sebelum Pilpres.

Reshuffle kabinet kerja jilid 3 seolah seperti permainan sepak bola panas yang penggemarnya saling tindih, tuduh dan benci.

Namun, perbincangan tersebut sangat berbanding terbalik dengan perbincangan-perbincangan di Desa Tulang, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, tempat kuliah kerja nyata kebangsaan (KKNK) saya.

Bagi mereka, tidak penting ada isu atau siasat apa dibelakang reshuffle mendikbud ini. Hal yang pasti adalah bahwa mendikbud baru berarti harapan baru bagi masyarakat untuk memajukan pendidikan.

Sejauh ini, desa dengan 1400 kepala keluarga ini, masih jauh dibilang layak.

Di desa ini hanya terdapat dua sekolah yaitu Sekolah Dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP), itupun keduanya berdiri dalam satu atap dan kepala sekolah yang sama.

Tak hanya itu, tenaga pengajar juga masih menjadi permasalahan tersendiri yang masih belum terselesaikan.

Halaman
12
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas