Penulis: H. A. Dani Sriyanto (Sekretaris DPD Partai Demokrat Jawa Tengah)

TRIBUNNERS - Tahapan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017 sudah dimulai. Tiga pasang calon gubernur dan wakil gubernur akan bertarung memperebutkan posisi DKI-1.

Pilkada DKI Jakarta 2017 menghadirkan tiga pasangan calon, yakni inkumben Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.

Dari tiga pasangan tersebut, yang paling mengejutkan banyak orang adalah keikutsertaan Agus Harimurti Yudhoyono. Agus dinilai banyak orang masih muda untuk mengorbankan karier militernya demi sesuatu "yang belum jelas".

Banyak orang yang menganggap SBY terlalu "berjudi" mengorbankan anaknya demi memenangkan Pilkada Jakarta. Benarkah seperti itu?

Menurut saya, justru di sinilah kecerdasan politik seorang SBY. Jika kita lihat aturan main Pilgub DKI, pasangan calon harus bisa meraih suara 50 persen plus 1 untuk menjadi Gubernur.

Maka secara hitungan Pilgub DKI, berdasarkan data survei dan fakta lapangan, kemungkinan besar akan berlangsung 2 putaran.

Saat ini tren elektabilitas Ahok, sebagai petahana, terus menurun. Namun pertanyaannya, apakah waktu 5 bulan cukup untuk mengalahkan Ahok yang saat ini elektabilitasnya berada di angka 40 persen?

Meskipun berat, bukan tidak mungkin.

Demikian juga dengan Ahok. Ia juga tidak mudah mendapatkan 50+1 saat kontestasi diikuti oleh tiga pasangan calon.

Pertarungan di putaran kedua.

Peluang itu yang nantinya diharapkan mampu dimanfaatkan pasangan Agus H Yudhoyono (AHY) dan Sylviana.

Tentu dengan syarat, mereka mampu lolos ke putaran kedua.

Diprediksi, massa pendukung dari pasangan Anies dan Sandiaga akan mengalihkan suara mereka kepada AHY-Sylviana ketimbang Ahok-Djarot.

Jika ini yang terjadi, peluang AHY memenangkan Pilgub DKI sangat terbuka lebar.

Jadi ini perhitungan yang matang dari seorang SBY dan tentu saja didukung dengan kepiawaian para pimpinan PKB,PPP, PAN dan Partai Demokrat.