Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
ISIS Incar Indonesia
khususnya Densus 88 yang berhasil mengungkap dan menemukan bom aktif, menangkap terguda teroris.
Editor: Rachmat Hidayat
Karena itu, menjadi masuk akal dan patut dipahami jika Presiden Joko Widodo akhir-akhir ini harus melakukan konsolidasi politik sambil menggemakan urgensi menjaga keutuhan NKRI.
Pemerintah, dan juga Panglima TNI serta Kapolri Jenderal Tito Karnavian sudah membaca adanya gerakan untuk mengimpor radikalisme ke Indonesia, jika ISIS gagal di Timur Tengah.
Berdasarkan kecenderungan itu, segenap komponen rakyat Indonesia tentu patut belajar dari penderitaan rakyat Irak dan Rakyat Suriah.
Jutaan rakyat dari kedua negara itu harus meninggalkan kampung halaman mereka karena pemerintah Suriah dan Irak, hingga kini, gagal melumpuhkan ISIS.
Kalau sudah begitu, mengapa masyarakat di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, harus memberi ruang kepada ISIS dan pengikutnya membangun basis di kawasan ini?
Ketika ISIS memiliih wilayah Filipina Selatan sebagai basis, secara tidak langsung juga menghadirkan persoalan bagi Indonesia karena pilihan ISIS itu berdekatan dengan pulau Kalimantan dan Sulawesi.
"Dekat dengan Tarakan, Poso dan wilayah lain. Oleh karena itu, kita harus waspada. Islamic State bisa masuk ke Indonesia dari sana," kata Jenderal Gatot Nurmantyo.
Maka, selain memberi perlakuan hukum ekstra tegas kepada terduga dan tersangka teroris, pemerintah pun perlu memperkuat kinerja Badan Intelijen Negara (BIN) dan Polri.
Peran dan efektivitas kerja intelijen serta Densus 88 Anti Teror menjadi faktor yang sangat menentukan dalam upaya melumpuhkan jaringan ISIS di dalam negeri.
Tidak kalah pentingnya adalah keberanian pemerintah mengambil inisiatif kerjasama dengan anggota ASEAN lainnya. Perlakuan khusus terhadap wilayah perairan Filipina Selatan menjadi sangat relevan.
TNI dan kekuatan militer dari anggota ASEAN lainnya patut bekerjasama membersihkan perairan Filipina Selatan dari aktivitas terorisme.
Kalau Filipina Selatan akan menjadi basis ISIS, perairan di wilayah itu akan dimanfaatkan untuk suplai persenjataan dan peralatan lain yang dibutuhkan ISIS.
Kalau sekarang Abu Sayyaf masih sibuk membajak dan meminta uang tebusan, pada waktunya nanti mereka akan belanja persenjataan untuk mempekuat aktivitas ISIS. Kalau kemungkinan ini tidak ditangkal sejak dini, ketahanan nasional akan menghadapi ujian yang berat.