Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Airlangga Hartanto dalam Kepungan Status Quo
Rapat pleno DPP Partai Golkar yang dihelat pada Rabu memutuskan Airlangga Hartarto (AH) sebagai Ketua Umum menggantikan Setya Novanto.
Editor: Dewi Agustina
Dukungan kelompok status qou yang tiba-tiba sepakat secara bulat mendukung AH sebagai ketua umum bukan tanpa kepentingan politik tertentu dan AH jangan pula merasa “nyaman” dengan keputusan tersebut.
Yang akan terjadi hanya penggantian ketua umum tanpa perubahan berarti karena AH dikepung oleh kelompok oligarki yang berada di zona nyaman selama ini tetapi akan merugikan Golkar kedepan baik dalam pilkada serentak 2018 maupun pilres 2019.
Menuju Golkar Bersih
AH saat ini diatas angin dan sulit disaingi oleh calon-calon lain termasuk yang dalam lingkaran inti SN sebelumnya, sehingga strategi kelompok SN adalah mendukung AH agar mereka tidak tersingkir dari lingkar kekuasaan partai.
Ketua Umum boleh berganti tetapi penguasaan sumber-sumber politis dan ekonomis harus tetap berada ditangan kelompok tersebut.
Jika demikian, aspirasi mayoritas diam kader dan pengurus Golkar yang dititpkan ke AH akan jauh panggang dari api.
Munculnya aspirasi “Golkar Bersih” yang digaungkan oleh mayoritas diam akan menjadi arus balik perlawanan dikemudian hari dalam kepemimpinan AH kedepan.
Baca: Konsumsi Narkoba Cair Bisa Gedek-gedek Hingga 24 Jam
Dan bukan tidak mungkin, skenario agenda tunggal munaslub yang hanya menetapkan AH sebagai ketua umum dan melanggar ketentuan AD/ART akan digugat oleh kelompok tersebut dengan alasan melanggar AD/ART Partai.
Ini harus dihitung dan dipertimbangkan betul oleh peserta munaslub khususnya AH sendiri yang kemungkinan besar akan dipilih menjadi ketua umum baru.
AH akan lebih diuntungkan jika mengerek muka baru dalam posisi strategis kedepan dengan mengangkat kader yang memiliki integritas tinggi dan memiliki visi perubahan progresif serta bukan bagian kelompok status qou.
Keberhasilan Golkar kedepan akan tergambar pada komposisi kepengurusan baru dibawah kepemimpinan AH sebagai ketua umum/formatur.
Tingkat penerimaan publik terhadap sosok AH sangat positif.
Beberapa lembaga survei sudah merilis hal tersebut, sekarang, publik menunggu siapa saja yang akan mendampingi AH membawa perahu yang hampir karam ini keluar dari badai korupsi dan citra buruknya selama ini.
Dibawah kepemimpinan AH akan membawa Partai Golkar kembali berjaya dan bertahta dihati rakyat, jika AH memiliki daya tahan terhadap tekanan status qou dan mampu memperjuangkan dan menjalankan visi dan misinya bersama kepengurusan baru dengan bentangan layar semangat kuat kembali mengarungi samudera lautan politik ganas yang menghalang.