Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Demo Greta dan Aksi Doni Menjaga Alam
Tragedi alam yang merenggut banyak jiwa tak selamanya karena dahsyatnya bencana tersebut. Korban berjatuhan memang tak terelakkan.
Editor: Hasanudin Aco
Akibatnya, pada 22 Desember 2018, terjadi longsoran Gunung Anak Krakatau yang mengakibatkan Tsunami dan ratusan orang meninggal dunia. "Bayangkan, lebih dari 500 jiwa melayang karena tidak siap dan tidak ada tanda-tanda awal munculnya bencana,” ujar Doni.
Lalu, apakah semua peristiwa alam ini dapat dihadapi dengan kekuatan infrastruktur? Jawabannya, tidak! Kuncinya tetap pada manusianya, berpengetahuan tentang kesiagaan bencana.
Doni membeberkan sebuah cerita dari seorang pegawai Pemerintah Jepang tentang Tsunami yang mematikan 2011 silam di sana. Sebenarnya pemerintah Jepang telah membangun tanggul untuk melindungi masyarakatnya pada 2009.
Dengan infrastruktur itu, sayangnya masyarakat berpikir mereka akan tetap aman jika terjadi bencana. Nyatanya tidak.
Magnitudo gempa yang di atas 9 SR ternyata di luar prediksi dan menghancurkan beton tanggul.
Naasnya Tsunami akhirnya menerjang sampai ke daratan. Alhasil terjadi sangat banyak korban, yang mencapai 25.000 lebih jiwa, meski yang diumumkan ke publik "hanya" kisaran 17.000 korban.
Bagi Doni, menjaga lingkungan adalah juga partisipasi konkret membela negara. Bencana alam sendiri tidak selalu dikaitkan kepada peristiwa alam murni. Adakalanya bencana alam dikarenakan ulah manusia. Contohnya adalah kebakaran hutan dan lahan. Di Indonesia saat ini, kejadian seperti itu sedang ditangani serius oleh BNPB.
Sebagai mana Greta menginspirasi orang-orang dalam gerakannya, Doni pun mengajak seluruh komponen masyarakat untuk berkomitmen dan saling bersatu padu mewujudkan harapan menjaga lingkungan dan kesiagaan terhadap bencana.
Berapi-api, Doni menggugah kesadaran segenap masyarakat akan perannya menjaga lingkungan. "Saya gugah semangat bapak ibu sekalian untuk kesadaran membela negara.
Pasal 27 UUD 1945. Semua warga negara berhak dan wajib ikut serta untuk program bela negara. Kalau bapak ibu sekalian bisa mencegah kebakaran hutan dan lahan gambut, berarti bapak ibu sekalian telah menjadi bagian dari program bela negara."
Greta, Doni, dan tentunya masih banyak tokoh lainnya yang peduli lingkungan, akan terus berjuang, gigih menjaga alam dan membangun kesadaran bahwa manusia punya peran besar merawat bumi ini.
Untuk menyebut nama lain, di Makassar ada almarhum Onni Gappa yang rajin membagi bagikan bibit dan menanam pohon sepanjang hidupnya.
Seorang kakek tua berusia 75 tahun rajin menanam pohon puluhan tahun. Kisah sang kakek menjadi heroik karena kemudian muncul sebuah mata air di Wonosari Jawa Tengah. Kakek tersebut bernama Sadiman Ngali asal Kecamatan Bulukerto.
Ibu Risma Walikota Surabaya juga termasuk inspirator penjaga lingkungan yang hebat dan teladan banyak orang.
Para penjaga alam ini tidak saling kenal dan tinggal dibelahan bumi berbeda, namun apa yang mereka pikirkan dan lakukan sama: bekerja keras tanpa rasa takut untuk menjaga alam dan menjaga masa depan manusia dan bumi kita.
Egy Massadiah, Magister Komunikasi Paramadina dan Aktivis Teater
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.