Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Bagaimana Me-marketing-kan Pancasila
Ada tiga alasan yang menyebabkan penurunan pendukung Pancasila ini. Pertama, karena adanya ketimpangan ekonomi.
Editor: Dewi Agustina
Tradisi “Perang Topat” (ketupat) adalah cara umat Islam dan Hindu di Lombok menjaga kerukunan dan persatuan.
Sistem kekeluargaan melalui “Pela Gandong” mampu mengatasi konflik di Ambon.
Di Papua Barat, masih kental falsafah “Satu Tungku, 3 Batu” yang mengajarkan toleransi tiga agama yang banyak dianut masyarakat setempat.
Lagi-lagi, di atas hanya beberapa contoh kearifan lokal yang sudah menjadi tradisi turun-temurun di setiap daerah.
Nilai-nilai lokal inilah yang mestinya kembali digelorakan kepada generasi old, khususnya.
Bisa jadi sebagian dari orang tua kita masih menyaksikan atau bahkan mengalami langsung tradisi tersebut.
Hemat saya, BPIP bisa mengambil ranah ini.
Memperbanyak sosialisasi dan kampanye nilai-nilai kearifan lokal yang sejalan dengan Pancasila.
Segala cara harus ditempuh untuk memarketingkan Pancasila.
Namun, menggunakan cara dan pendekatan sesuai segmen, akan lebih memudahkan sampainya pesan kepada alamat yang dituju. Mari kita ambil peran masing-masing.