Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Tuti Maryati Menduniakan Indonesia
Hingga kini, ia masih sering diminta menghadiri undangan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di berbagai negara,
Editor: Rachmat Hidayat
Saat Tuti secara interaktif membawakan lagu mulai dari Bengawan Solo, Tor-Tor Tandok, hingga lagu Sabor A Mi dalam bahasa Spanyol, serta lagu-lagu Thailand dan India, beberapa penonton pun ada yang naik, ikut bernyanyi dan berjoget diatas panggung.
Terlebih lagi saat lagu Poco-Poco dinyanyikan, semua penonton lantas berdiri dari kursinya, turun ke koridor dan berebut naik ke atas panggung untuk dapat bergoyang bersama.
Salah satu pengalaman paling berkesan bagi Tuti adalah saat ia pentas di Meksiko mewakili Indonesia, di Festival Internacional de Santa Lucia, di kota Monterrey. Saat itu cuaca sedang tidak bersahabat, hujan turun dan penonton sempat bubar mencari tempat berteduh.
Namun saat Tuti naik ke atas panggung besar di Explanada Santa Lucia, dan membawakan salah satu lagu paling terkenal di Meksiko, Cielito Lindo, sekitar 2.000 penonton kembali berkumpul rela kehujanan dan ikut menyanyi bersama.
Demikian juga saat lagu Kopi Dangdut ia kumandangkan, penonton bahkan naik dan menjejali panggung untuk dapat menyanyi dan menari bersama Tuti Maryati.
Menurut Tuti, bukan hal yang utama tinggi jabatan, ataupun kedudukan seseorang, apapun bidang yang ditekuni, selama kita fokus dan mau untuk terus belajar, setiap orang tetap akan bisa memberikan sumbangsih terhadap Indonesia.
Bagi seorang Tuti Maryati yang juga pernah menjadi anggota Paskibraka Nasional 1974, dan anggota pertukaran pelajar pada Indonesia-Canada World Youth Exchange Program 1975, membuat air sungai “Bengawan Solo” terus mengalir adalah perjuangannya sebagai pekerja seni untuk mengisi kemerdekaan.
Dari Qingdao, China hingga ke Bassel, Swiss. Dari Paramaribo, Suriname hingga ke London, Inggris. Dan dari Tokyo, Jepang hingga ke Lisbon, Portugal air meluap sampai jauh sampai akhir hayatnya.