Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Perlu Siasat Mengantisipasi Kemungkinan Krisis Pangan di Perkotaan Saat Pandemi Corona
Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah bersama-sama menamam tanaman pangan di rumah masing-masing.
Editor: Choirul Arifin
Bila ada kayu-kayu atau besi tidak terpakai dapat ditanam tanaman buah yang “berat” seperti semangka, melon, dan sejenisnya.
Kondisi rumah dengan lahan semen maupun tanah agak lebar, bisa dibuat kolam terpal untuk pelihara lele, ikan mujair, ikan nila.
Koordinasikan di WhatsApp group, siapa menanam apa, sehingga menghasilkan tanaman pangan yang berbeda-beda.
Bila tanaman sudah dapat dipanen, selain dikonsumsi sendiri, bisa juga dijual melalui WhatsApp Grup tersebut. Sertakan foto dan beri keterangan harga di bawahnya. Atau cara-cara lain yang lebih menarik. Misalnya:
Taoge hari ini panen. Rp 5.000 per botol. Silahkan diorder. Langsung antar. Sawi hijau segar, Rp. 5 ribu per batang. Silahkan order, siap kirim.
Menciptakan kesibukan bagi yang kehilangan pekerjaan, sambil menyelamatkan hidup ini juga dapat menstimuli socialpreneurship. Bukan tidak mungkin memberi manfaat bisnis rumahan dan berkelanjutan bagi masyarakat luas.
Banyak para pebisnis yang memulai karena dipaksa keadaan. Dan akhirnya justru menjadi usaha besar. Di negara maju sudah lama gerakan sosial Do It Yourself (DIY) digaungkan. Kegiatan ini juga akan menjadi selingan bagi anak sekolah yang jenuh atau bosan belajar online di rumah.
Bahkan bisa menjadi ide atau cerita untuk tugas-tugas sekolahnya.
Media massa, terutama televisi, dan para influencer media sosial dapat mendorong gerakan Do It Yourself di bidang pangan ini sehingga menjadi “trend”, menjadi gerakan besar, untuk antisipasi atau setidaknya mengurangi krisis pangan dan kurang gizi di perkotaan.