Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Masih Pandemi, Akankah Bisnis Ritel Kembali Menggeliat di Tahun 2021?

Pandemi Covid-19 yang melanda hampir seluruh negara, tidak hanya menimbulkan masalah kesehatan semata melainkan memicu resesi ekonomi.

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Masih Pandemi, Akankah Bisnis Ritel Kembali Menggeliat di Tahun 2021?
Dok. GMT Institute
Suasana diskusi virtual GMT Institute Cost Turbulensi, yang dipandu Anchor Radio Show TV-One, Raldy Doy, Rabu (28/4) lalu 

PANDEMI Covid-19 yang melanda hampir seluruh negara, tidak hanya menimbulkan masalah kesehatan semata melainkan memicu resesi ekonomi. Berbagai sektor industri tidak dapat melakukan aktivitas secara normal.

Seperti halnya bisnis mal turut diterpa pandemi Covid-19. Sehingga perlu menemukan dan merumuskan solusi terbaik, melalui kebijakan, strategi dan seni untuk mengelola dinamika penyewa, pengunjung, kondisi karyawan, biaya operasional dan aspek lain.

Menjawab situasi ini, GMT Institute sebagai lembaga pelatihan professional property management, hari ini Rabu 28 April 2021, menyelenggarkan diskusi untuk mencari formulasi terbaik menghadapi situasi ini

Retail and Consumer Strategist Yongky Susilo menyatakan, badai virus corona yang menerjang sejumlah negara telah menimbulkan efek kejut luar biasa. Banyak sektor terdampak, salah satunya bisnis mal kian menurun.

Selama pandemi kita mengalami penurunan ekonomi yang dashyat di setiap negara melakukan lockdown. Sehingga penjualan ritel dan hubungan mal semua turun begitu dijelaskan Yongky Susilo dalam diskusi virtual GMT Institute Cost Turbulensi, yang dipandu Anchor Radio Show TV-One, Raldy Doy, Rabu (28/4) lalu.

Kondisi ini berdampak langsung terhadap pengunjung mal, mengingat bahaya virus corona dari segi penyebaran dan mutasi membuat mobilitas seseorang terbatas. Sehingga mengesampingkan sesuatu yang tidak mendesak.

"Saat ini bisa fokus ke hal-hal penting, bisa survive. Memang konsumen itu beralih, orang tidak berbelanja yang tidak perlu," tutur Yongky.

Berita Rekomendasi

Meski bencana non alam ini tidak dapat diprediksi kapan akan berlalu, namun diyakininya kondisi yang penuh ketidakpastian ini akan segera kembali normal. Seiring dengan perilaku disiplin mematuhi protokol kesehatan.

"Kita percaya ini sementara, ini akan berangsur normal lagi," imbuhnya.

Selain itu, mendukung upaya pemerintah terkait penanganan Covid-19. Menahan diri untuk tidak mudik lebaran tahun ini, misalnya. Dengan demikian penyeraban virus corona dapat dikendalikan.

"Kita dukung tindakan tidak mudik pemerintah, belanja tetap dong tapi barangnya diantar," katanya. 

Selama setahun lebih pandemi Covid-19 melanda Tanah Air, bisnis mal dinilainya berangsur membaik. Terlebih adanya kebijakan tentang pembatasan kegiatan masyarakat, yang mengizinkan mal tetap beroperasi.

"Ritel sudah mulai kembali naik lagi, tapi belum 100 persen. (sejak mal dibuka)," selorohnya. 

Momentum menyambut hari raya Idul Fitri 2021, hal yang selalu dilakukan masyarakat ialah berburu busana baru. Apalagi tunjangan hari raya (THR) tahun ini dipastikan bakal turun.

Halaman
12
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas