Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Blog Tribunners

Tim Jelajah Kebangsaan Wartawan PWI Tertahan Di Kepulauan Riau Belum Bisa Ke Kalimantan

Seminggu sudah tim JKW-PWI bertahan di Kepulauan Riau karena cuaca buruk menghalangi mereka melanjutkan ekspedisi ke Pulau Borneo.

Penulis: Toni Bramantoro
zoom-in Tim Jelajah Kebangsaan Wartawan PWI Tertahan Di Kepulauan Riau Belum Bisa Ke Kalimantan
Dok. Tim JKW-PWI
Tim JKW-PWI, Indrawan Ibonk, Agus Blues Asianto dan Yanni Krishnayanni di Batam 

TIM JELAJAH KEBANGSAAN Wartawan-Persatuan Wartawan Indonesia-Persatuan Wartawan Indonesia (JKW-PWI) memutuskan untuk berpencar dalam perjalanan menuju Kalimantan Barat.

Seminggu sudah tim JKW-PWI yang terdiri dari Agus Blues Asianto, Sonny Wibisono, Indrawan Ibonk, dan Yanni Krishnayanni bertahan di Kepulauan Riau karena cuaca buruk menghalangi mereka melanjutkan ekspedisi ke Pulau Borneo.

Tim menginap di Pulau Batam sejak Kamis (2/12/2021) setelah sebelumnya berada di Tanjung Pinang dari awal pekan ini karena hendak menyeberang ke kota Pontianak, Kalimantan Barat.

Namun karena cuaca ekstrim melanda seputaran laut penyeberangan ke Kalimantan, tim JKW-PWI harus menunda penyeberangannya.

Pada hari kedua di Batam, keempat motoris petulang diajak berkeliling kawasan oleh pihak Ban Kingland, yaitu Herman Jasa Saputra selaku Supervisor Kingland Batam dan Bahagia selaku Direktur PT Cahaya Eco Indonesia Batam.

Perjalanan yang berkesan ketika tim melintasi Jembatan Barelang (Batam, Rempang, dan Galang).

Jembatan yang digagas mendiang teknokrat besar Indonesia, BJ Habibie, itu merupakan simbol paling kondang dari Kota Batam. Tidak heran banyak masyarakat menamainya dengan 'Jembatan Habibie'.

Berita Rekomendasi

Sejak tuntas dibangun pada 1998, jembatan ini menjadi salah satu tujuan utama wisatawan di Pulau Batam.

Jembatan Barelang terdiri dari enam jembatan. Nama-nama tokoh masyarakat Riau disematkan untuk masing-masing jembatan, yaitu Jembatan I: Teungku Fisabilillah, Jembatan II: Nara Singa II, Jembatan III: Raja Ali Haji, Jembatan IV: Sultan Zainal Abidin, Jembatan V: Tuanku Tambusai, dan Jembatan VI: Raja Kecil.

Keenamnya menghubungkan tujuh pulau di gugusan Kepulauan Riau yaitu Pulau
Batam, Pulau Tonton, Pulau Nipah, Pulau Setoko, Pulau Rempang, Pulau Galang, dan Pulau Galang Baru.

“Jarak dari Bengkong (kecamatan di Batam) menuju Jembatan Barelang sekitar 60 kilometer. Jalannya cukup halus,” jelas Agus Blues Asianto.

Mobil double cabin membawa tim dan pihak Kingland ke Pulau Galang, di mana terdapat eks kamp pengungsian warga Vietnam.

Seperti diketahui, ratusan ribu orang Vietnam melarikan diri dari negerinya di sekitar tahun 1980 karena imbas perang saudara.

Mereka melarikan diri dengan menaiki perahu dan terombang-ambing di Laut China Selatan. Para pengungsi yang dijuluki manusia perahu itu akhirnya terdampar di Pulau Galang.

“Kami melihat suasana kamp Pulau Galang, kuburan warga Vietnam, replika perahu mereka dan bangunan gereja tempat orang Vietnam beribadah,” tutur Agus Blues Asianto.

Halaman
12
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas