Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Kehidupan dan Perjuangan

Berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya, pesantren bukan hanya memberi ilmu umum dan agama kepada peserta didik tapi juga mengajari ilmu kehidupan.

Editor: Husein Sanusi
zoom-in Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Kehidupan dan Perjuangan
Pesantren Bina Insan Mulia.
KH. Imam Jazuli 

Di kegiatan kajian ini, saya sering memaparkan kisah orang-orang yang telah berkontribusi besar bagi dunia ini, lalu saya mengajak mereka membaca bagaimana mereka berjuang meraih kesuksesan dan bagaimana mereka berjuang mengatasi kegagalan. Tokoh yang saya ajak untuk dibaca bermacam-macam, dari filosof, pemikir, para kiai, politisi, innovator bisnis, agen perubahan social, tokoh pendidikan, dan lain-lain.

Kajian pemikiran juga mendorong dan mengarahkan para santri dan asatidz/asatidzah dalam berkhidmah untuk masyarakat atau bangsa. Kemajuan dan kemunduran suatu bangsa, umat, kaum atau negara dikendalikan oleh sunnatullah tertentu. Al-Quran sudah menjelaskan hal ini dalam sejumlah ayat agar manusia mengambil pelajaran. Tentu, membaca adalah kegiatan yang wajib dilakukan untuk mendapatkan pelajaran tersebut.

Kaum Ad, Tsamud, kaum Fir’aun adalah sebagian dari umat yang dihancurkan oleh Allah karena pelanggaran atau penyimpangan. Mereka memiliki skill tinggi dalam berbagai hal, sayangnya mereka gagal menggunakan skillnya untuk menjadi hamba yang taat. Bangsa Romawi, bangsa Mongol, bangsa Yunani, peradaban Islam, dan lain-lain pernah mencapai kemajuan yang sangat penting bagi dunia, tetapi kemudian redup. Kenapa? Di sinilah pentingnya membaca.

Sebelum bangsa Barat mencapai kemajuan di bidang ilmu pengetahun dan teknologi selama beberapa tahun terakhir ini, dunia Islam telah mencapai kemajuan yang sangat tinggi. Umat Islam sudah memiliki teknologi tulisa-menulis, riset, kajian terhadap berbagai keilmuan, dan teknologi. Bahkan sejak masa masa Rasulullah, teknologi tinggi sudah dikenal oleh umat Islam. Terbukti, pedang yang dimiliki oleh Sahabat Ali bin Abu Thalib ternyata pedang terbaik secara teknologi.

Dari hasil bacaan para ahli dapat kita temukan bahwa suatu bangsa, umat, atau kaum akan mengalami kemunduran atau akan sulit mencapai kemajuan apabila malas bekerja keras, akhlaknya rusak, mengabaikan ilmu pengetahuan, dan hanya bangga dengan masa lalu. Sebaliknya, bangsa besar adalah bangsa yang memiliki kekuatan spiritual, memiliki sain dan teknologi, dan pekerja keras. Allah akan menghadirkan para pemimpin yang baik bagi mereka.

Saya juga mengajak mereka untuk membaca pemikiran sejumlah tokoh besar di dunia. Dari mulai KH. Hasyim Asy’ari, KH. Ahmad Dahlan, cendekiawan Timur Tengah seperti Ali Abdul Roziq, Muhammad Abduh, Thoha Husein, Muhammad Syaltut, Ali Syariati, Hasan Hanafi, Nasr Hamid Abu Zaid, Arkoun, Abid Jabiri, muhammad Syahrur, Ali Harb, Nawal sa'dawi, Romadhon al Bouty, Muhammad Mutawalli Sya'rowi, Abdul Halim Mahmud, Ali Jum'ah, Muhammd Gozali, Wahbah Zuhaili, Ahmad Amin, dan lain-lain.

Demikian juga pemikir Indonesia seperti Seokarno-Hatta, Jenderal Soedirman, Hos Cokroaminoto Gus Dur, Nurkholis Majid dan lain-lain. Banyak hal yang bisa diambil pelajaran dari para tokoh di berbagai bidang. Selain materi pemikiran yang diperjuangkannya, kita akan mendapatkan pelajaran penting tentang bagaimana para tokoh tersebut memperjuangkan pemikirannya.

Berita Rekomendasi

Kegiatan kajian juga mengajak para santri dan para asatidz-asatidzah untuk membaca fenomena atau peristiwa mutakhir di dunia ini. Saya ajak mereka berbicara mengenai perubahan bangsa Indonesia dari aspek politik, dinamika kelas social, Corona 19, hubungan Syiah-Sunni, kitab kuning dan posisinya di tengah perubahan, perang Rusia-Ukraina, KB, perang Israil-Palestine, dinamika negara-negara Arab, dan lain-lain. Tujuan saya bukan semata untuk memberi pengetahuan, tetapi lebih ke memantik kuriositasnya (rasa ingin tahunya) lalu menentukan posisi yang pas.

Di atas dari semua itu, mereka saya ajak untuk mengikat proses membacanya dengan bismirobbika yang telah menjadi pedoman kita. Bismirobbika berarti membaca untuk mendekatkan diri kepada Allah. Bismirobbika berarti membaca untuk menghasilkan pemikiran, tindakan, dan kreasi yang bermanfaat dengan niat lillahi ta’ala.

Ajaran Agama sebagai Inspirasi dan Aspirasi

Sebagian umat Islam kerap berpikir aneh, dan terkadang dalam batas tertentu, malah berlawanan dengan sunatullah. Mereka tidak rela bila berbagai sumber daya strategis di Indonesia ini dikuasi oleh golongan yang bukan dari mereka. Tapi pada saat yang sama, mereka tidak mau merebutnya dengan cara-cara yang dianjurkan oleh sunatullah. Misalnya dengan belajar yang keras, bekerja yang keras, berpikir yang keras, berdoa yang keras, dan membangun kekuatan.

Mereka justru menempuh cara-cara yang dianjurkan oleh iblis. Misalnya, menggunakan dalil untuk menyalahkan semata, mengobarkan api permusuhan, atau mencaci lalu membangun sebuah khayalan bahwa apa yang dilakukan adalah dakwah dan merasa sudah paling benar. Mana ada realitas berubah oleh cara-cara demikian?

Umat Islam ini barulah akan menguasai aset-aset bangsa ini apabila Allah SWT menganugerahkan “sulthon” (kekuatan rahasia). Tentu, untuk mengundang anugerah tersebut tidak gratis. Perlu dijemput dengan ilmu pengetahuan, iman yang bisa melahirkan karakter kuat, persatuan, dan kekuasaan politik. Tidak ada yang gratis dan tidak cukup hanya dengan menyalahkan dan mengolok-olok.

Karena itu, sudah saatnya pesantren tidak mengajari santri-santrinya dengan hanya mengolok-olok, menyalahkan, menggunakan dalil untuk merasa paling benar sendiri tetapi tidak menempuh langkah-langkah yang strategis dan efektif untuk membangun kekuatan.

Halaman
1234
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas