Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Artkringan Festival 2022: Berbagi Nasi, Diskusi, dan Berbuka Bersama di Angkringan Khas Yogyakarta
Pemandangan dan suasana senja yang dimeriahkan dengan laju kereta api, menjadi spot indah untuk berbuka puasa.
Editor: Hasanudin Aco
“Sambatan Angkringan” berjalan sangat cair dan menyenangkan.
Melihat interaksi antar narasumber dan juga pembawa acara yang membahas mengenai fenomena “Klitih” menghasilkan banyak dikursus yang informatif.
Salah satunya membedah sejarah dan makna asli dari kata “klitih” yang berasal dari Bahasa Jawa yang berarti “mecari makanan” dan identik digunakan oleh masyarakat untuk aktivitas mencari makan dimalam hari.
Bahwa hari ini diksi “klitih” dimaknai miring atau dimaknai sebagai bentuk kejahatan.
Dalam diskusi “Sambatan Angkringan” terdapat kesimpulan yang disampaikan oleh para narasumber bahwa diksi klitih harus direstorasi kembali sesuai makna aslinya dan sebagai masyarakat harus bersama-sama menjaga lingkungan sekitar agar terwujudnya keamanan dan kenyamanan di lingkungan masyarakat.
Pasca “Sambatan Angkringan”, Artkringan Festival berlanjut dengan agenda buka bersama gratis dengan menu 200 porsi Nasi Kucing Angkringan Pak Tomi yang diiringi oleh musik Keroncong Welas Asih yang syahdu sambil memandangi senja indah jembatan kewek di Yogyakarta.
Artkitngan Festival pada dasarnya menjadi format Festival ala milenial yang baru, dengan konsep dan semangat yang membawa nilai budaya dengan aktivitas sosial sebagai bentuk luaran nyata dari rangkaian acara Festival di samping pementasan seni maupun musik milenial.