Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Salam Haru Camat 'Susah' untuk Semua Pimpinan TNI
Nama aslinya Susah. Ya, “SUSAH” adalah nama lahir Camat Enggano, Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu.
Editor: Malvyandie Haryadi
Susanto sadar, letak geografis Enggano menjadikan daerah itu relatif belum sejahtera, seperti kecamatan-kecamatan lain di Bengkulu atau daerah lain di luar Bengkulu.
Kondisi infrastruktur jalan rusak. Sarana transportasi terbatas. Pasokan listrik juga tidak memadai. Ditambah, tidak meratanya jaringan signal seluler.
Alhasil, ia menyambut sangat antusias hadirnya Ketua Umum PPAD, Doni Monardo beserta rombongan yang membawa program kesejahteraan bagi rakyatnya.
Susanto menyampaikan, upaya “menjual” Enggano sudah tidak kurang-kurang.
Kepala Dinas Pariwisata bahkan selalu mengikutkan potensi pariwisata dalam berbagai event pameran potensi daerah.
Pemkab Bengkulu Utara juga tak kurang-kurang mengundang investor untuk membangun Enggano menjadi destinasi wisata unggulan.
Hingga hari ini belum ada investor sektor pariwisata yang berminat menanamkan modalnya di Enggano.
Sebaliknya, pernah ada pengusaha kelapa sawit yang siap berinvestasi di Enggano, dan menyulap Enggano menjadi “pulau kelapa sawit”.
Tapi gayung tak bersambut. Masyarakat Enggano tidak menghendaki hadirnya kebun sawit di pulaunya yang terkenal indah itu.
Gagasan dan program yang dibawa Doni Monardo, menurut Camat Susanto sangat ideal dan bagus serta bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Yang pertama tentang wisata berburu.
Apa mau dikata, dua hutan buru memang ada di Enggano. Persoalannya tinggal manajemen yang baik, sehingga bisa menjadi taman buru yang populer, dan menarik minat para pemberburu domestik maupun asing.
Yang kedua, budidaya kepiting. Camat Susanto menegaskan, bahwa hutan bakau di wilayahnya masih sangat terjaga, dan akan tetap terjaga, karena hukum adat memang melarang masyarakat menebang bakau. Sedangkan, bakau sangat baik untuk budidaya kepiting.
Yang ketiga, wisata laut dan wisata alam Enggano. Dengan kekayaan alam bawah laut yang ada di sekitar pulau Enggano, tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisata air. Belum lagi yang gemar memancing, diving, dan surfing.