Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Adian Napitupulu Beberkan Alasan Tak Hadiri Rakernas Projo di Magelang
Adian Napitupulu menjelaskan alasan dirinya tidak menghadiri Rakernas Projo di Magelang.
Editor: Wahyu Aji
Ditulis : Adian Napitupulu
Terkait pemberitaan di media nasional dan beragam pertanyaan wartawan terkait ketidak hadiran saya di acara Rakernas Projo di Magelang maka saya merasa perlu menjelaskan beberapa hal terkait itu.
Saran dan pertimbangan ketua Badan Pemenangan Pemilu PDI Perjuangan melalui telepon pada saya tentu sangat jelas, pertama, sebaiknya saya tidak menghadiri acara yang terindikasi menjadi ajang dukung mendukung capres karena Partai saat ini belum memutuskan apapun terkait siapa Capres dan Cawapres.
Kedua, saya sebagai anggota DPR, maka ketua Badan Pemenangan Pemilu menyarankan agar kader Partai mengintensifkan pertemuan dengan Rakyat di daerah pemilihan lebih penting dibandingkan pertemuan terkait dukung mendukung capres dan cawapres yang penetapannya masih sekitar 16 bulan lagi.
Namun selain percakapan tersebut, agar semuanya utuh dan terang benderang, perlu juga saya sampaikan garis besar pembicaraan saya dengan Projo dan beberapa perwakilan relawan yang hadir pada malam sebelum acara Projo di laksanakan, antara lain :
Pertama, Selamatkan Uang Rakyat :
Baiknya para Relawan Pendukung Jokowi memiliki sikap yang sama yaitu bagaimana agar dua tahun terakhir Pemerintahan Jokowi bisa lebih maksimal, salah satunya adalah dengan menyelamatkan anggaran negara sekitar Rp 5.000 triliun hingga Rp 5.500 triliun yang akan di gulirkan dalam dua tahun anggaran terakhir.
Terkait hal itu Presiden perlu bersikap tegas dengan meminta Menterinya untuk mundur jika mau menjadi calon Presiden.
Bagaimanapun Menteri adalah pengguna anggaran dan Presiden perlu memastikan agar uang Rakyat itu tidak tercecer sia sia untuk kepentingan ambisi beberapa menterinya.
Dalam pembicaraan yang sama, terlontar juga pemikiran bahwa menteri yang ingin menjadi Capres lalu memutuskan mundur dengan kesadarannya bisa jadi akan mendapat dukungan Rakyat.
Kedua, Perkuat Soliditas dan Kinerja Kabinet :
Pembentukan Koalisi Indonesia Bersatu jauh hari sebelum masa kampanye tentu akan berdampak pada soliditas dan kinerja kementrian dan lebih jauh lagi bisa berpotensi terjadinya blok blok dalam kabinet dan itu tidak menguntungkan bagi pemerintahan Jokowi.
Terlebih lagi jika pembentukan satu koalisi bisa menyebabkan terbentuknya koalisi partai lainnya atau pengkubuan dalam kabinet tentu akan membuat kabinet retak dan semakin tidak sehat.
Baca juga: Gerindra: Sah-sah Saja Pernyataan Jokowi yang Mengarah ke Ganjar Pranowo di Rakernas Projo
Apa yang kita harapkan dari Pemerintahan jika hingga 2 tahum ke depan kabinet terkotak kotak dalam beberapa koalisi.