Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Yuk Kenali Apa Itu Antropologi Kematian
Antropologi ragawi atau biologi yang berspesialisasi dalam konteks forensik terutama memfokuskan studinya pada rangka manusia.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
Data ini akan dibawa ke Fase IV DVI (yakni rekonsiliasi) untuk dikomparasikan dengan data Fase III (yakni pengumpulan data antemortem).
Identifikasi umur berdasarkan material-material osteologis dan odontologis jenazah dapat menggunakan beragam metode.
Antara lain menentukan umur berdasarkan jadwal erupsi dan keausan gigi-geligi, berdasarkan penyatuan epyphysis dan diaphysis tulang-tulang ekstremitas, perubahan morfologi permukaan symphysis pubis, facies auricularis pada os pelvis dan derajat penyatuan sutura-sutura tengkoraknya.
Identifikasi jenis kelaminnya berpedoman setiap tulang itu memiliki dimorfisme seksual.
Oleh karena itu setiap tulang dapat ditentukan jenis kelaminnya; walaupun tidak semua tulang itu memiliki derajat dimorfisme yang sama.
Laboratorium Masa Purba
Tulang yang memiliki derajat dimorfisme seksual sangat tinggi mudah ditentukan jenis kelaminnya, antara lain: tulang pelvis atau coxae (panggul) dan tengkorak.
Untuk identifikasi rasial yang paling mudah dengan menyelidiki tengkoraknya. Tengkorak adalah tempat karakteristik-karakteristik utama untuk identifikasi rasial.
Afiliasi rasial utama adalah populasi Mongoloid, Kaukasoid dan Negroid. Untuk konteks Indonesia, maka perlu untuk memahami karakteristik populasi Mongoloid dan Australomelanesoid.
Secara umum populasi Indonesia bagian barat dan utara merujuk ke populasi Mongoloid, dan bagian selatan dan timur merujuk ke populasi Australomelanesoid.
Populasi Mongoloid dan Australomelanesoid itu berasal dari leluhur yang relatif sama berdasarkan bukti-bukti paleoantropologis dan aDNA-nya.
Penentuan tinggi badannya berpedoman secara populasional badan manusia itu proporsional; oleh karena itu kita dapat memperkirakan tinggi badan seseorang berdasarkan segmen-segmen badannya.
Kita dapat memperkirakan tinggi badannya berdasarkan panjang lengan atas atau humerusnya, radius dan ulnanya, serta pangjang paha atau femurnya, tibia dan fibulanya.
Bahkan kita dapat memperkirakan tinggi badan seseorang berdasarkan panjang dan lebar tangannya atau panjang dan lebar kakinya.
Beberapa patologi atau trauma dapat terekam atau terbekas pada material-material osteologis dan odontologisnya.
Patologi-patologi yang terekam pada tulang-belulang itu dapat berasal dari penyakit-penyakit infeksi, gangguan hematologis, tumor, kanker, sipilis dst.
Patologi-patologi yang terekam pada gigi-geligi itu dapat berupa karies, enamel hypoplasia, atrisi, dental calculus dan seterusnya.
Paleoantropologi adalah ilmu manusia purba. Dalam arti luas, ilmu ini meliputi tidak hanya manusia, tetapi juga karya dan lingkungannya.
Dalam arti sempit, ilmu ini mempelajari evolusi dan variasi biologis manusia purba (early men), serta biasanya ilmu ini juga dapat meliputi kajian tentang manusia kuno (ancient men), sejak akhir Pleistosen hingga beberapa ratus tahun yang lalu.
Pendek kalimat, konsentrasi kajian paleoantropologi ini meliputi babakan akhir liputan paleoprimatologi hingga liputan awal antropologi historis.
Pastilah sisa-sisanya yang ditemukan itu berupa sampel kebetulan, yang kemudian direkonstruksi untuk mengetahui biologinya, dan jika memungkinkan kondisinya, aspek biokultural dan ekologisnya.
Umumnya, makin purba temuan-temuannya, maka makin sedikit jumlahnya dan makin fragmentaris keadaannya.
Jadi, tujuan paleoantropologi adalah mengetahui kehidupan biokultural manusia sejak kemunculannya di bumi, evolusinya melalui masa dan wilayah distribusinya selama dan seluas mungkin.
Indonesia telah dihuni manusia purba dan kuno dari masa sekitar dua juta tahun yang lalu. Oleh karena itu, Indonesia dapat menjadi miniatur untuk mempelajari evolusi manusia dan evolusi ekosistem manusia.(*)