Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Saad Al-Jabri Simpan Kontrak Rahasia Operasi Rahasia Amerika
Sebagai tangan kanan Pangeran Mohammad bin Nayef, Saad al-Jabri mengetahui rahasia pendanaan operasi rahasia AS.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
Pada awal 2021, gugatan tersebut memicu apa yang dilihat Al-Jabri sebagai tuntutan hukum pembalasan di Boston dan Ontario.
Tuntutan diajukan 10 perusahaan terkait negara Saudi yang awalnya didirikan Nayef untuk menyediakan perlindungan bagi operasi AS-Saudi.
Sekarang perusahaan itu dikendalikan dana kekayaan kedaulatan kerajaan, dan MBS adalah ketuanya.
Perusahaan-perusahaan ini menuduh Al-Jabri dan rekan-rekannya menipu mereka sebesar $3,5 miliar.
Rahasia Operasi Rahasia AS
Aljabri membantah melakukan kesalahan dan mengatakan membela diri akan membutuhkan pengungkapan operasi dan keuangan perusahaan, yang dirancang untuk mendukung kegiatan rahasia.
Dokumen pengadilan yang diajukan di Boston oleh Departemen Kehakiman AS menunjukkan pejabat AS tertarik untuk penyelesaian di luar pengadilan antara Al-Jabri dan MBS.
Ini upaya mencegah pengungkapan publik tentang operasi rahasia Amerika. Namun upaya itu tidak membuahkan hasil.
Seorang pejabat AS, yang sebelumnya ditempatkan di misi Amerika di Riyadh, mengatakan Saudi tidak tertarik karena tidak yakin Al-Jabri akan tetap diam.
Pada Februari 2022, Al-Jabri mengajukan penawaran baru ke MBS. Dalam sepucuk surat kepada penasihat senior istana kerajaan, Al-Jabri menawarkan resolusi keuangan dan hukum.
Tim Aljabri menolak untuk membahas secara spesifik tawaran tersebut dengan Anuj Chopra.
Mereka mengirim memo ke Gedung Putih yang meminta pejabat AS untuk "mendesak kepemimpinan Saudi menerima tawaran restitusi.
Itu disambut dingin Pangeran MBS. Pendukung MBS mengatakan keinginan Al-Jabri untuk penyelesaian keuangan adalah pengakuan diam-diam atas kesalahannya.
Tim Aljabri menilai keengganan MBS untuk berdamai membuktikan korupsi hanyalah dalih untuk mengejar lawan politik.